Responsive Ads Here

Featured

Saturday, December 30, 2017

Cerita Dewasa Merasakan Memek Gadis Chinese Yang Becek

         Cerita dewasa - Enaknya Memek Gadis Cina Yang Becek – Saya jalan ke pintu pagarnya serta kulihat Aling tutup pintunya. Saat saya buka pintu pagar kulihat bayangan dibalik tirai jendela. Saya putuskan apa kelirunya coba keberuntunganku malam hari ini. Saya juga akan kembali masuk kedalam tempat tinggalnya serta berdalih ambil suatu hal yang ketinggalan. Belum juga pernah saya mengetuk pintu, Aling sudah buka pintu serta menarik tanganku kedalam tempat tinggalnya. Saya tahu sekarang ini saya tidak dapat menghindar sekali lagi.





Demikian pintu tertutup, jadi Aling telah ada dalam pelukanku. “Kalau saya salah tangkap atas sikapmu maafkan saya serta saya juga akan pulang, namun…, ” kataku memancingnya. Belum juga usai saya bicara, Aling sudah mencium pipiku serta membalas memelukku. “Kamu sadar Ling, kemana arah kita ini? ” tanyaku sekali lagi. “Aku begitu sadar serta menginginkanmu malam hari ini. Please… Anto, ” ia mendesah. Kucium bibir minimnya dengan lembut. Ia membalasnya serta lama kelamaan ciuman kami telah jadi lumatan yang ganas.

Lidahku menerobos masuk kedalam ke mulutnya serta menyapu langit-langit mulutnya. Aling menggeliat serta membalas ciumanku dengan membalas mendorong lidahku. Lidahnya kusedot serta tanganku mulai bekerja di dadanya. Kuremas dadanya dengan lembut. Payudaranya masih tetap merasa padat. Jariku menyebar dari dada ke arah perut selalu ke bawah sampai ke pahanya. Kuusap pahanya dari luar celana pendeknya.

Lidahku saat ini beraksi menggelitik lubang telinganya. Aling mulai buka kancing bajuku satu per satu. Saat semuanya kancing bajuku telah lepas, jadi ia menyeka dadaku serta merebahkan kepalanya. Saya memeluknya sembari jalan ke kamarnya. Sembari jalan kuusap pinggulnya. Badannya padat serta kencang.

Hingga didalam kamar kusapukan bibirku ke lehernya serta bebrapa perlahan bergerak ke bawah sembari menciumi serta menjilati leher mulusnya. Aling makin merepatkan badannya ke badanku, dadanya yang padat menghimpit keras dadaku. Dengan perlahan-lahan ia melepas bajuku. Kembali diiusap -usapnya dadaku serta putingku dijilatinya dengan lembut.

Kusingkapkan kausnya serta kubuka lewat kepalanya. Payudaranya tertutup BH warna merah yang terlihat kontras sekali dengan warna kulitnya. Tangannya menarik ritsluitingku serta lalu buka celana panjangku. Tanganku juga tidak ingin kalah buka celana pendeknya. Saya mendorongnya ke ranjang serta kutindih badannya.

Tanganku bergerak ke punggungnya serta buka BH -nya. Dadanya saat ini terbuka polos dihadapanku. Buah dadanya membulat cukup besar serta kencang dengan putingnya yang berwarna kemerahan mengeras serta berdiri tegak.

Muluku menyusuri muka, bibir serta lehernya. Aling mendorong lidahnya jauh kedalam rongga mulutku lalu memainkan lidahku dengan menggelitik serta memilinnya. Kadang-kadang lidahku membalas mendorong lidahnya. Kami sama-sama memilin lidah serta berpagutan ganas akan menyelesaikan gairah birahi yang makin meninggi.

Tanganku memilin puting dan meremas payudaranya. Tanganku bergerak ke bawah serta menarik celana dalamnya. Ia sedikit mengangkat pantatnya supaya mempermudahku melepas celana dalamnya. Payudaranya yang samping kiri kuisap serta kujilati, se. mentara yang samping kanannya kuremas dengan tangan kiriku. Kulakukan sekian bertukar -ganti

Aling mengerang serta merintih saat putingnya kugigit. Kuamati sesaat kulit tangannya serta tanganku. Merasa begitu kontras, kulitku coklat gelap sesaat kulitnya putih mulus ciri khas bangsa Chinese. “Upps… Anto. Ououououhhh… Nghgghhh, Anto mari lanjutkan… Ouuhhh… Anto” Aling melenguh.

Payudaranya kukulum habis. Aling menggoyang -goyangkan kepalanya menahan tekanan kesenangan. Kucium lehernya hingga ke tengkuk. Akupun telah tidak tahan. Kejantananku telah mengeras, siap untuk menyelesaikan gairah yang terpendam. Tangannya turunkan celana dalamku hingga ke paha serta dengan kakinya ia melepas celana dalamku.

Ia berbisik di telingaku, “To, gunakan kondom. Ambillah dibawah bantal. Sorry, tapi saya tidak ingin peristiwa yang dahulu terulang sekali lagi. Lain waktu saya juga akan gunakan kontrasepsi yang lain, mungkin saja kurang nikmat tetapi kesempatan ini tak ada langkah lain

Kuambil kondom dibawah bantalnya dengan muka heran. Ia tersenyum, “Jangan berfikiran yang bukanlah -bukan. Sampai kini saya tidak menaruh kondom dirumah, tapi anda ingat bila saya barusan berkunjung ke apotik kan? ” Kurobek pembungkusnya serta selekasnya kupasang kondom dengan rapi di penisku yang sangatlah keras. Kukocok sebentar untuk memberikan keyakinan kemelut penisku. Perlahan-lahan kumasukkan kejantananku kedalam liang kemaluannya.

Saat kepala penisku telah melalui bibir guanya jadi kudorong dengan satu hentakan keras hingga ia melenguh. “Uuuhhh… Anto… Auuw, ” tuturnya. Kudorong kejantananku dengan keras serta penuh tenaga. Saat ini kejantananku telah bergerak maju mundur didalam lorong kenikmatannya.

Kucabut kemaluanku, kutahan serta kukeraskan ototnya lalu bebrapa perlahan kugesekkan serta lalu kumasukkan kepalanya saja ke bibir guanya yang lembab serta merah. Aling terpejam nikmati kontraksi kemaluanku pada bibir kemaluannya. “Hgggk… Ouhhh.. Nikmat To…” Dia menjerit tertahan saat mendadak kusodokkan kemaluanku hingga mentok ke rahimnya. Kumaju mundurkan dengan perlahan 1/2 batang hingga lima hitungan lalu kusodokkan dengan kuat hingga semuanya batangku amblas.

Aling menggerakkan pinggulnya memutar serta naik turun hingga kami keduanya sama alami kesenangan yang mengagumkan. Kusedot payudaranya hingga ke pangkalnya serta kumainkan putingnya dengan lidahku.
Saya sempat dengar kalau kemaluan wanita Chinese lebih basah serta becek dibanding punya wanita Melayu. Nyatanya memanglah benar. Vagina Alingpun merasa becek serta begitu licin. Kuraih tissue diatas kepala ranjang. Kucabut kejantananku sebentar serta kulap vaginanya dengan tissue. Aling nampaknya tidak sukai, tetapi kubisikkan.

“Sorry Ling, sangat basah. Ditambah dengan menggunakan kondom, begitu jauh kesenangan yang kuharapkan”. Iapun tahu, tetapi secara cepat ia mencapai kejantananku serta segera mengarahkannya pada vaginanya. Pantatnya naik menyongsong penisku. Saat ini keadannya agak lumayan, walau belum juga seutuhnya penuhi hasratku. Saya lebih memercayakan kontraksi penisku untuk menstimulirnya

Kami keduanya sama bergerak untuk memperoleh kesenangan. Makin lama pergerakan kami makin cepat serta liar. Dalam tempat kemaluanku tenggelam semuanya saya menciumi bibir, leher serta payudaranya dan menggerakkan otot kemaluan. Aling bergetar menggigil menahan kesenangan.

Ia menggigit dadaku serta tangannya memukul-mukul punggungku seperti histeris. “Auuhkhh… Terus… Lanjutkan.. Anto.. Nikmat.. Ooh” Kakiku bergerak hingga ke-2 kakiku ada dalam tempat diluar ke-2 kakinya.. Saya hentikan kontraksiku serta mulai menggenjot sekali lagi. Aling seperti seekor kuda betina dari padang gurun.
Agen Judi Casino

Badannya seolah melonjak-lonjak serta sulit dikendalikan. Pada akhirnya tak ada nada apa pun didalam kamar itu terkecuali desah napas kami yang memburu beradu dengan nada paha berjumpa serta derit ranjang. Keringat telah membanjir di badan kami. Kupacu kuda betinaku mendaki lereng terjal kesenangan.

Kami sama-sama memagut, mencium serta menjilati sisi badan pasangan kami. Kubuka sekali lagi ke-2 kakinya, saat ini kakinya yang membelit pinggangku. Matanya terpejam serta mulutnya 1/2 terbuka seperti ikan didalam kolam yang kering. Tubuhnya menggantung di badanku.

Saat ini saya siap untuk menembakkan peluruku. “To… Anto, sebentar sekali lagi Anto… Saya ingin sampai”. “Ling Ouh… Akupun juga sayang, kita sama-sama…” “Sekarang To sekarang… Ouuhhh” Saya rasakan aliran yang kuat menerjang keluar dari lubang kejantananku. Saya mengejang saat aliran kenikmatan itu membersit keluar.

“Anto… Agghhh” kakinya menjepit kakiku serta mengejang hingga kejantananku seperti tertarik ingin keluar dari vaginanya. Saya tetaplah menghimpit pinggulku menahan supaya penisku tetaplah ada dalam vaginanya. Matanya terpejam, tangannya meremas rambutku, mulutnya mengerang mengatakan namaku. Kemaluan kami masih tetap sama-sama berdenyut hingga sebagian detik. Sesudah sebagian waktu lalu kondisi jadi sunyi menyusul napas kami yang mulai teratur. Kami sama-sama bersihkan diri dibawah shower.

Saat kembali pada kamar ia memohonku untuk bermalam di tempat tinggalnya saja. Akupun menyanggupinya, telah terlanjur basah jadi agar basah sekalian. Toh besok pagi-pagi masih tetap dapat mandi basah. Kami tidur berdampingan. Kepalanya disandarkan di bahuku. Berulang-kali ia mengecup pipi serta bibirku. “Thanks untuk malam hari ini Anto. Saya masih tetap menginginkannya lagi”.

“Kamu seringkali mengerjakannya Ling? ” Saya ajukan pertanyaan asal saja. Saya tidak perduli dengan jawabannya, bahkan juga bila ia barusan siangpun baru bersetubuh dengan orang yang lain. “Jujur saja, mulai sejak di Jakarta saya sempat sekian kali mengerjakannya dengan pria Chinese. Tetapi kesempatan ini mengagumkan. Baru sekali ini saya mengerjakannya dengan pria Melayu”.

“Ok, saya juga akan memuaskanmu malam hari ini. Kita istirahat dahulu sebentar. Satu hal yang butuh diingat, kalau kita, atau saya terutama, lakukan ini juicet for fun. Tak ada prinsip atau ikatan apapun”. Aling cuma diam saja tanpa ada keluarkan komentar. “Ling -ling, kamu paham.kamu mengerti berarti kata ‘lingga’? ” tanyaku. “Nggak tuh”. “Lingga dalam bhs Sanskerta ini berarti penis. Layak saja penisku menginginkan merasakannya”. “Jahat anda. Akkhh, jahat sekali anda! ”

Ia memukul serta mencubitku. Kami masih tetap bercakap hingga 1/2 jam lalu saat mulutnya mulai menciumi serta menyusuri leherku. Ia menindihku serta menciumku dengan ganas. “Anto… Please… sekali lagi.. Yuk”. Mulutnya selalu bergerak ke bawah serta tahu -tahu Aling menjilati batang kejantananku serta menghisap buah zakarku. Kupalingkan mukaku ke samping untuk menahan rangsangan serta kugigit ujung bantal.

Baca Juga : Cerita Dewasa Mendapatkan Sekretaris yang Nakal

Tiba -tiba dengan refleks meriamku mengencang sampai nyaris merapat di permukaan perutku saat lidah Aling mulai menjilat kepalanya. Kukencangkan otot perutku hingga meriamku juga turut bergerak serta berdenyut -denyu t. “Hmmm… Keras serta berdenyut. Layak saja mengagumkan enaknya, ” komentar Aling sembari selalu lakukan aktivitasnya.

Kuangkat kepalaku serta kulihat Aling tengah asik menjilat, mengisap serta mengulum meriamku. Terkadang ia lihat ke arahku serta tersenyum. END


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.