Responsive Ads Here

Featured

Sunday, December 24, 2017

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Kakak Temanku Saat Rumah Sedang Sepi

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Kakak Temanku Saat Rumah Sedang Sepi


  Cerita Dewasa Ngentot Dengan Kakak Rekanku Waktu Tempat tinggal Tengah Sepi – Kesempatan ini saya juga akan bercerita Narasi Seks saat diriku ngentot dengan kakak rekanku waktu tempat tinggalnya tengah sepi. Ingin tahu lanjutan ceritanya? Segera saja yuk baca serta simak baik-baik narasi saat ini.


ini berlangsung waktu saya baru duduk di bangku SMP kelas 3. Saat itu saya tinggal di pinggir kota Jakarta yang banyak masyarakat Betawinya. Di samping rumahku tinggal keluarga Betawi, anak lelaki bungsunya rekan bermainku. Dia memiliki 3 orang kakak wanita. Yang juga akan saya katakan di sini yaitu kakaknya yang bernama Anah. Seseorang janda beranak satu. Usianya waktu itu kurang lebih 38 tahunan.

Jadi tetangga samping tempat tinggal, saya cukup akrab dengan semuanya anggota keluarga, hingga saya dapat keluar masuk tempat tinggalnya dengan leluasa. Oh iya, sebelumnya saya lupa, mpok Anah ini orangnya hitam manis dengan payudara lumayan besar (mungkin saja ukuran 36C). Entahlah, saya sendiri waktu itu tidak paham persis, karna masih tetap “ingusan”. Yang saya tahu, ukurannya cukup buat anak seusiaku menelan ludah, bila memandangnya.

Seperti orang Betawi dahulu kala biasanya, mpok Anah ini sukai sekali, terlebih bila hari tengah panas, hanya kenakan bra saja serta rok bawah. Mungkin saja untuk memperoleh kesegaran. Nah saya sering lihat si mpok dalam “mode” begini. Usiaku waktu itu telah sangat mungkin untuk bergairah lihat benjolan payudaranya yang cuma tertutupi bra. Tapi yang paling membuatku menahan nafas yaitu bentuk serta goyangan pantatnya. Pinggul serta pantatnya bulat serta memiliki bentuk “nonggeng” di belakang. Bila jalan, pantatnya bergoyang demikian rupa buat gairah remajaku yang baru tumbuh senantiasa tergoda.

mpok Anah ini telah 3x menjanda, serta semuanya warga kampung kami sudah mengetahui kalau mpok Anah ini memanglah “nakal” hingga tak ada pria yang kerasan terlalu lama jadi suaminya. Mpok Anah ini sukai sekali menggodaku dengan menyebutkan kalau dia ingin sekali rasakan keperjakaanku (waktu itu saya memanglah masih tetap perjaka, belum juga sempat meskipun rasakan wanita, pacaranpun baru hanya mencium serta memeluk saja).

Satu kali, selepas maghrib, saya ke tempat tinggalnya. Semula saya menginginkan mengajak Udin, adiknya yang rekanku untuk main. Saya masuk lewat pintu belakang karna memanglah telah akrab sekali. Tapi di belakang tempat tinggalnya itu, ada mpok Anah yang tengah duduk di kursi dekat sumur (sumurnya masih tetap pakai timba).

Saya ajukan pertanyaan ke si mpok, “Pok, Udin ada? ”.

“Kagak, dia turut baba (Ayah) ama nyak (Ibu) ke Depok. ” jawab si mpok.

“Wah, jadi mpok sendirian dong dirumah? ” tanyaku basa basi.

“Iya, asik kan? Kita dapat pacaran. ” sahut si mpok.

Saya hanya tertawa, karna memanglah telah umum dia ngomong demikian.

“Duduk dahulu dong Wan, bercakap ama mpok ngapa sich. ” tuturnya.

Akupun duduk di kursi samping kirinya, si mpok tengah minum anggur cap orang-tua. Saya tahu dia memanglah sukai minum anggur, mungkin saja itu juga penyebabnya tak ada suami yang kerasan sama dia.

“Si Amir mana pok? ” tanyaku bertanya anaknya.

“Diajak ke Depok. ” sahutnya pendek.

“Mau minum tidak Wan? ” dia nawarin anggurnya.

Tak tahu mengapa, saya tidak menampik. Bukannya sok alim pembaca, saya juga sukai minum, hanya karna orang tuaku termasuk juga ada, umumnya saya cuma minuman dari luar negeri. Tapi waktu itu saya minum juga anggur yang di tawarkan mpok Anah. Jadilah kami minum sembari bercakap ngalor ngidul. Tidak merasa telah satu botol kami butuhkan berdua. Serta saya mulai dipengaruhi alkohol dalam anggur itu, tetapi saya pura-pura masih tetap kuat, karna kulihat mpok Anah belum juga dipengaruhi. Gengsi.

Saya mulai memerhatikan mpok Anah lebih cermat (terlebih sesudah di pengaruhi alkohol murahan itu). Pandanganku tertuju ke toketnya yang cuma tertutupi bra hitam yang agak kekecilan. Hingga toketnya seperti ingin meloncat keluar. Berwajah cukup manis, agak ke arab-araban, kulitnya hitam tapi mulus. Baru saat ini saya mengerti kalau nyatanya mpok Anah manis juga. Rupanya dampak alkohol telah menguasai fikiranku.

Terasa di perhatikan si Mpok membusungkan dadanya, buat penis remajaku mulai mengeras. Serta dengan berniat dia buat pergerakan menggaruk toket kirinya sembari memerhatikan reaksiku. Sudah pasti saya belingsatan dibuatnya. Sembari menggaruk toketnya perlahan-lahan si Mpok ajukan pertanyaan.

“Wan kok bengong gitu sich? ”

Bukannya kaget, saya yang telah 1/2 mabok itu jadi menjawab selalu jelas, “Abis tetek Mpok gede banget, buat saya napsu saja. ”

Eh, dia jadi merogoh toket kirinya, selalu di keluarkan dari branya.

“Kalo napsu, pegang saja Wan. Nih, ” tuturnya sembari mengasongkan toketnya ke depan.

“Diemut juga bisa Wan. ” imbuhnya.

Saya yang telah mabok alkohol, makin pusing karna ditambah mabok kepayang karena tantangan Mpok Anah.

“Boleh pok? ” tanyaku lugu.

“Dari dahulu kan Mpok telah ingin buka “segel” Irwan. Irwannya saja yang jual mahal. ” tuturnya sembari memegang kepalaku dengan tangan kirinya serta menghimpit kepalaku ke arah toketnya.

Saya pasrah, perlahan-lahan mukaku mendekat ke arah toket kirinya yang telah di keluarkan dari bra itu. Serta hidungku menyentuh pentilnya yang cokelat kehitaman. Selekasnya aroma yang aneh tapi buat kepalaku seperti hilang menyergap hidungku. Serta keluguanku buat saya cuma senang mencium dengan hidungku, hirup aroma toket Mpok Anah saja.

“Waan. ” tegur Mpok Anah.

“Apa Mpok? ” tanyaku sembari menengadah.

“Jangan hanya diendus gitu ngapa. Keluarin lidah Irwan, jilatin pentil Mpok, selalu diemut juga. Mari coba” Mpok Anah mengajariku sembari kembali tangannya menghimpit kepalaku.

Saya menurut, kukeluarkan lidahku, serta kujilati sekitaran pentilnya yang kurasakan makin keras di lidahku. Serta kadang-kadang kuemut pentilnya seperti bayi yang menyusu pada ibunya. Ku dengar Mpok Anah mengerang, tangannya meremas rambutku serta berkata.

“Naah, gitu Wan. Terusin Waann. Gigit pentil Mpok Wan, tapi janganlah kenceng gigitnya, perlahan saja. ” pinta si Mpok.



Akupun menuruti permintaannya. Kugigit pentilnya perlahan, erangan serta desahannya makin keras. Dengan lembut si Mpok menarik kepalaku dari toketnya, wajahku ditengadahkan, lantas dia mencium bibirku dengan penuh gairah. Bibirku diemut serta lidahnya bermain dengan lincahnya didalam mulutku. Saya kagum dengan permainan lidahnya yang baru sekali ini kurasakan.
Agen Casino Online

Getaran yang didapatkan Mpok Anah lewat lidahnya menyebar dari sekujur bibirku hingga ke semua badanku serta pada akhirnya masuk ke jantungku. Saya terikut ke awang-awang. Bukan sekedar itu, Mpok Anah menjilati sekujur wajahku, mulai dari daguku, ke hidungku, mataku semuanya dijilat tidak lewatkan satu sentipun. Paling akhir lidah Mpok Anah menyapu telingaku, bergetar rasa-rasanya semua badanku rasakan sensasi yang Mpok Anah beri ini.

Sembari menjilati telingaku, tangannya menarik tanganku serta dibawanya ke toketnya, sembari membisikkan, “Remes-remes tetek Mpok dong Waann. ” Saya menurutinya, serta kudengar desahan si Mpok yang membuatku makin bergairah, hingga remasanku pada teteknya juga makin intens.

“Aauugghh.. Sshh.. Naahh gitu Wan. ”

Lantas diapun kembali menjilati daerah telingaku. Saya makin terbuai dengan permainan Mpok Anah yang nyatanya begitu mengasyikkan untukku ini. Lantas Mpok Anah kembali menciumi bibirku, serta kami sama-sama berpagutan. Saya jadi ikuti permainan lidah Mpok Anah, lidah kami sama-sama membelit, menjilat mulut semasing. Kembali kurasakan desakan tangan Mpok Anah yang menuntun kepalaku ke leher serta telinganya. Akupun lakukan seperti yang dikerjakan Mpok Anah barusan.

Kujilati telinganya, serta dia mendesah kesenangan. Sekali lagi, dia menghimpit kepalaku untuk menjangkau teteknya yang makin mencuat pentilnya. Saya coba ambil gagasan untuk memegang vaginanya. Tangan kiriku bergerak turun untuk menyentuh sisi paling intim Mpok Anah. Tapi Mpok Anah menahan tanganku.

“Nanti dong Waan, sabar ya sayaanng. ” Saya telah gemetar menahan gairah yang kurasakan menekan di sekujur badanku.

“Pook, Irwan ingin pook. ” pintaku.

“Pengen apa Waan, ” bertanya Mpok Anah menggodaku.

“Pengen simak itu. ” kataku sembari menunjuk ke selangkangan Mpok Anah yang masih tetap tertutup rok merah berbahan yang tidak tebal.

“Pengen simak memek Mpok? ” Mpok Anah menyatakan apa yang kuminta.

“Iya pok. ” jawabku.

“Itu sich mudah, tinggal Mpok singkapin rok Mpok, telah keliatan tuch. ” kata Mpok Anah sembari menyingkapkan roknya ke atas, hingga tampak celana dalamnya yang berwarna biru tua.

Serta kulihat segunduk daging dibalik CD biru tua itu. Saya menelan ludah serta sangat terpaksa menahan tidak untuk limbung. Benar-benar mengagumkan bentuk gundukan dibalik CD itu. Saya memanglah baru pertama kalinya lihat gundukan memek, tapi saya percaya jika gundukan memek Mpok Anah begitu montok dengan kata lain tembem sekali. Narasi Seks Paling baru Serta Mpok Anah memanglah berniat menginginkan menggodaku, dia menahan singkapan roknya itu sebagian lama, serta waktu saya menginginkan menyentuhnya, dia kembali menutupnya sembari tertawa menggoda.

“Jangan di sini dong Wan. Nanti kita digerebek sekali lagi jika ada yang tau. ” kata Mpok Anah sembari berdiri serta membimbing tanganku kedalam tempat tinggalnya.

Seperti kerbau dicocok hidungnya akupun menurut saja. Saya telah pasrah, saya menginginkan sekali rasakan enaknya Mpok Anah. Serta yang tentu saya telah telanjur tenggelam oleh permainannya yang pintar sekali membawaku kedalam jebakan kesenangan permainan sorgawinya.

Mpok Anah membimbingku ke kamarnya. Tempat tidurnya cuma berbentuk kasur yang ditempatkan diatas karpet vinyl, tanpa ada tempat tidur. Lantas mpok Anah mengajakku duduk di kasur. Kami masih tetap berpegangan tangan. Mpok Anah melumat bibirku, serta kami berpagutan kembali. Lantas mpok Anah hentikan ciuman kami. Dia menatapku dengan tajam, lantas ajukan pertanyaan.

“Wan, kamu bener-bener ingin ngeliat memek mpok? ”

Saya mengangguk, karna pertanyaan ini membuatku tidak dapat menjawab. Makin mabok rasa-rasanya. Mpok Anah lalu melepas rok serta bra yang dipakainya serta saat ini tinggal CDnya saja yang masih tetap tersisa. Kembali saya menelan ludah. Serta pandanganku terpaku pada gundukan dibalik celana dalam mpok Anah. Begitu montoknya gundukan memek mpok Anah.

 Lantas mpok Anah berbaring kemampuanng, lalu dengan pergerakan perlahan-lahan, mpok Anah mulai turunkan CD hingga terlepaslah telah. Saya yang masih tetap duduk agak jauh dari tempat memek mpok Anah hanya dapat menahan gairah yang menggelegak didalam jantung serta hatiku.

Benar saja, memek mpok Anah begitu tidak tipis, dagingnya tampak demikian menggairahkan. Dengan bulu yang lebat, makin membuatku tidak karuan rasa-rasanya.

“Katanya ingin ngeliat, sini dong liatnya dari deket Wan, ” kata mpok Anah.

“I iya pok, ” sahutku terbata sembari mendekatkan wajahku ke selangkangan mpok Anah. Dia memperlebar ke-2 pahanya hingga buka jalan bagiku untuk lebih mendekat ke memeknya.

“Niih, puas-puasin deh liatin memek mpok, Wan. ” kata mpok Anah.

Sesudah dekat, apa yang kulihat benar-benar membuatku tidak kuat tidak untuk gemetar. Belahan daging yang kulihat ini begitu indah, berwarna merah, bulunya lebat sekali menaikkan keindahan. Dibagian atas, mencuat daging kecil yang seperti menantangku untuk menjamahnya. Aromanya, satu aroma yang aneh, tetapi membuatku makin horny.

“Udah? Hanya diliatin saja? Tidak mau nyium itil mpok? ” pancing mpok Anah sembari dua jari tangan kanannya menggosoki daging kecil yang mencuat dibagian atas memeknya.

“Mm.. Mmau pok. Ingin banget. ” kataku ketertarikan. Lantas tangan mpok Anah menghimpit kepalaku hingga makin dekat ke memeknya. “Ya telah cium dong jika gitu, itil mpok telah tidak tahan ingin Irwan ciumin, jilatin, gigitin. ”

Serta bibirkupun menyentuh itilnya, kukecup itilnya dengan nafsu yang nyaris membuatku pingsan. Aroma kewanitaan mpok Anah makin keras menimpa hidungku. Mpok Anah mendesah waktu bibirku menyentuh itilnya. Lantas kejilati itilnya dengan semangat, bukan sekedar itilnya, tapi juga bibir memek mpok Anah yang tidak tipis itu saya jilati. Jilatanku buat mpok Anah mengejang seraya mendesah serta mengerang hebat.

“Sshh.. Aarrgghh.. Gitu Waann.. Oogghh.. ”

Nada rintihan serta desahan mpok Anah membuatku makin bergairah menjilati semua sisi memek mpok Anah. Bahkan juga saat ini kumasukkan lidahku kedalam jepitan bibir memek mpok Anah. Tangan mpok Anah menghimpit kepalaku, hingga wajahku makin tenggelam dalam selangkangan mpok Anah. Agak sulit juga saya bernafas, tapi saya suka sekali.

Kumasukkan lidahku kedalam lubang nikmat mpok Anah, lantas ku telusuri lorong memeknya sejauh lidahku dapat mencapainya. Mendadak, kurasakan lidahku seperti ada mengemut. Mengagumkan, rupanya memek mpok Anah membalas permainan lidahku dengan denyutan yang kurasakan seperti mengemut lidahku. Badan mpok Anah menggelinjang keras, pinggulnya berputar-putar hingga kepalaku turut berputar-putar.

Tapi itu tidak hentikan permainan lidahku didalam jepitan daging memek mpok Anah. Desahan mpok Anah makin keras begitu halnya pergerakan pinggulnya, saya makin semangat menjilati, serta kadang-kadang saya menjepit itilnya dengan ke-2 bibirku, serta rupanya ini begitu buat mpok Anah terangsang, dapat dibuktikan setiap saat saya menjepit itilnya dengan bibir, mpok Anah mengejang serta mendesah lebih keras.

“Sshh, aarrghhgghh, Wan, itu enak banget waan.. ”

Tapi, putaran pinggul mpok Anah berhenti, jadi gantinya, kadang-kadang dia menghentakkan pantatnya ke atas. Hentakan-hentakan ini buat wajahku seperti mengangguk-angguk. Erangannya makin keras, serta mendadak dia menjerit kecil, badannya mengejang, pantatnya diangkat keatas, sedang tangannya menghimpit kepalaku dengan kencang ke memeknya. Serta kurasakan didalam memek mpok Anah ada cairan yang membanjir serta ada rasa gurih yang sangat nikmat pada lidahku.

Desahan mpok Anah seperti tengah menahan sakit. Tapi terakhir baru saya tahu kalau nyatanya mpok Anah tengah alami orgasme. Serta pantat mpok Anah berputar-putar perlahan sembari kadang-kadang terhentak keatas, serta badannya mengejang. Disamping itu, cairan yang membanjir keluar itu ada yang tertelan sedikit olehku, tapi sesudah saya tahu kalau rasa-rasanya enak, akupun menjilati sisa cairan yang masih tetap mengalir keluar dari memek mpok Anah. Mpok Anah kembali menggeliat serta mengerang seperti orang tengah menahan sakit.

Kepalaku masih tetap terjepit dipahanya, serta mulutkupun masih tetap tenggelam di memeknya. Tapi saya tidak perduli, saya nikmati sekali tempat ini. Serta tidak menginginkan cepat-cepat melepaskannya. Selang beberapa saat, mpok Anah merenggangkan pahanya hingga kepalaku dapat bebas sekali lagi. Lalu mpok Anah menarik tanganku. Saya ikuti tarikannya, tubuhku saat ini menindih badannya, kembali bibir kami berpagutan. Lidah sama-sama belit dalam gelora nafsu kami.

Lantas mpok Anah melepas ciumannya serta berkata, “Wan, terima kasih ya. Enak banget deh. Mpok senang. Mari saat ini giliran mpok. ”

Mpok Anah bangun dari tidurnya serta akupun duduk. Dia mulai buka bajuku diawali dari bajuku. Setiap saat satu kancing baju lepas, mpok Anah mengecup sisi badanku yang terbuka. Serta waktu semuanya kancing telah lepas, mpok Anah mulai menjilati dadaku, pentilku disedotnya. Saya rasakan suatu hal yang aneh tetapi membuatku makin bernafsu. Sembari menjilati sisi atas badanku, tangan mpok Anah bekerja buka celana panjangku serta melemparkannya ke lantai. Saat ini saya cuma tinggal mengenak CD saja. Mpok Anah menyuruhku berbaring kemampuanng. Saya menurut.

Lantas CD ku diperosotkannya lewat kakiku, saya menolong dengan menambah kakiku hingga mpok Anah lebih gampang melepas CDku. Dunia seperti terbalik rasa-rasanya waktu tangan mpok Anah mulai menggenggam tititku serta mengelus dan mengocoknya perlahan-lahan.

“Lumayan juga titit anda Wan. Gede juga, keras sekali lagi. ” celetuk mpok Anah.

Tidak menghabiskan waktu, mpok Anah selekasnya turunkan berwajah hingga mulutnya menyentuh kepala tititku. Dikecupnya kepala tititku dengan lembut, lalu dikeluarkannya lidahnya, mulai menjilati kepala, lantas batang serta turun ke.. Bijiku. Semuanya dikerjakannya sembari mengocok tititku dengan pergerakan halus. Lidahnya bergerak turun naik dengan lincahnya membuatku makin tidak teratasi. Saya mendesah serta mengerang rasakan kesenangan serta sensasi yang mpok Anah beri. Benar-benar mengagumkan permainan lidah mpok Anah.

Sesudah sebagian lama, mpok Anah hentikan lidahnya. Rupanya dia telah terasa kalau tingkat ereksiku telah cukup untuk mulai permainan.

“Udah Wan, saat ini Irwan masukkin kontol Irwan ke memek mpok. Adduhh, mpok telah tidak sabar ingin disiram sama perjaka. Agar mpok awet muda Wan. ” kata mpok Anah.

Saya tidak tahu maksud mpok Anah, tapi yang pasti, saat ini mpok Anah kembali tiduran serta menyuruhku mulai ambil tempat di atasnya. Mpok Anah memperlebar ke-2 kakinya hingga saya dapat masuk diantara kakinya itu. Lalu mpok Anah memegang tititku serta mengarahkannya ke memeknya yang telah menunggu untuk kumasuki. Mpok Anah menempatkan tititku dimuka memeknya, lalu berkata, “Nah, saat ini teken Wan. ”




Saya tidak menanti lebih lama sekali lagi. Selekasnya kutekan tititku masuk kegelapan memek mpok Anah. Kurasakan tititku seperti dijepit daging yang begitu keras tetapi lembut serta kenyal, agak licin tapi sekalian juga agak seret.

“Aagghh.. Perlahan dahulu Wan, ” pinta mpok Anah.

Waktu kepala tititku telah masuk, mpok Anah menggoyangkan pinggulnya sedikit, membuatku makin gampang untuk memasukkan semua tititku. Serta pada akhirnya terbenamlah telah tititku didalam memeknya. Jepitannya kuat sekali, tetapi ada kelicinan yang membuatku terasa seperti didalam sorga. Lalu mpok Anah terdiam.

Dia berkonsentrasi nampaknya, karna tahu-tahu kurasakan tititku seperti disedot oleh memek mpok Anah. Ya ampuun, rasa-rasanya ingin meledak badanku rasakan denyutan di memek mpok Anah ini. Tititku seperti dijepit serta tidak dapat kugerakkan. Seperti ada cincin yang mengikat tititku didalam memek mpok Anah. Saya agak bingung, karna saya tidak dapat bergerak sekalipun.

“Mpok, apa nih? ” saya ajukan pertanyaan.

“Enak tidak Wan? ” bertanya mpok Anah.

“Iya pok, enak banget. Apaan tuch barusan pok? ” saya kembali ajukan pertanyaan.

Mpok Anah tidak menjawab, cuma tersenyum penuh kebanggaan. Lalu mpok Anah melepas jepitan memeknya pada tititku.

“Sekarang anda gerakin keluar masuk titit anda ya Wan. ” perintah mpok Anah.

Serta akupun mulai permainan sebenarnya, kugerakkan tititku keluar masuk di lorong kesenangan mpok Anah. Tiap-tiap pergerakan yang kubuat menyebabkan sensasi yang mengagumkan, baik untukku ataupun untuk mpok Anah. Awal mula perlahan saja pergerakanku, tapi lama-lama, mungkin saja karna nafsu yang makin besar, pergerakanku makin cepat. Serta mpok Anah menyeimbangi pergerakanku dengan putaran pinggulnya yang mengombang-ambingkan badanku. Putaran pinggul mpok Anah buat seperti ada yang ingin meledak dalam diriku.

“Hhgghh.. Oogghh.. Sshh, Waann. Anda jago banget waann.. ” desah pok Anah.

Saya tidak paham apa tujuannya, tetapi pujiannya membuatku makin meningkatkan “motor”ku menerobos kegelapan di lorong mpok Anah. Lantas mpok hentikan putaran pinggulnya serta melingkarkan kakinya ke kakiku hingga kembali saya tidak dapat bergerak leluasa.

“Wan, saat ini anda diem saja, anda rasain saja mpot ayam mpok. ” perintahnya.

Sekali lagi, saya tidak tahu apa tujuannya, tetapi mpok Anah mencium bibirku serta lidahnya mengajakku berpagutan kembali.

“Mpok telah ingin keluar sekali lagi nih wan, kita barengin ya sayang, mpok tanggung tentu enak deh. ” kata mpok Anah.

Badan mpok Anah diam, tetapi kurasakan tititku seperti dijepit serta dipijit dengan lembut, betul-betul mengagumkan memek mpok Anah. Kembali tekanan lahar dalam diriku menuntut di keluarkan. Serta denyutan memek mpok Anah selalu saja mengemuti tititku membuatku merem melek. Serta pada akhirnya saya betul-betul tidak kuat menahan lahar yang menekan itu.

“Mpookk.. Adduuhh.. Sayaa.. ” saya tidak bisa melanjutkan kata-kataku, tapi mpok Anah rupanya tahu kalau saya telah nyaris menjangkau klimaksku.

“Tahan Wan, mpok juga ingin nyampe nih, Barengin ya Wan. ” kata mpok Anah.

Saya tidak perduli, karna saya tidak dapat menahannya, dengan erangan panjang, saya rasakan tititku mengeras serta badanku mengejang. Kuhujamkan tititku dalam-dalam ke memek mpok Anah, serta menyemburlah lahar yang telah menekan dari barusan kedalam memek mpok Anah.

“Mpookk.. Aagghh.. ”

Croott… Crroott… Mpok Anah juga menjerit kecil serta badannya menegang, tangannya memeluk dengan kuat. Didalam kegelapan memek mpok Anah, semprotan air maniku bercampur dengan banjirnya air mani mpok Anah. Saya tidak dapat mengungkap bagaimana nikmatnya sensasi yang kurasakan.

Pinggul mpok Anah bergetar, serta menghentak dengan kerasnya. Memeknya berdenyut-denyut, enak sekali. Banyak lahar yang kumuntahkan di memek mpok Anah, ditambah lahar mpok Anah, rupanya tidak dapat ditampung semua, hingga beberapa meleleh keluar dari memek mpok Anah serta turun ke belahan pantatnya.

Lama kami berdiam dalam tempat masih tetap berpelukan, tititku masih tetap tenggelam di memek mpok Anah. Badan kami bersimbah peluh, nafas kami masih tetap memburu. Lalu, mpok Anah tersenyum, lantas menciumku.

“Kamu hebat banget Wan. Baru pertama saja telah dapat buat mpok senang. Bagaimana kelak jika telah jago. ” kata mpok Anah.

“Pok, Ma kasih ya pok. Enak banget deh barusan pok. ” kataku

“Sama-sama Wan, mpok juga terima kasih telah diberi perjaka anda. Besok ingin sekali lagi tidak? ” tantang mpok Anah.

Baca Juga : Cerita Sex Persetubuhan Dengan Ibu Kandung

“Mau dong pok, siapa yang tidak mau memek enak seperti gini. ” jawabku sembari mengecup bibirnya. Serta kamipun kembali berpagutan.

*****

Tersebut pengalaman pertamaku dengan wanita. Mulai sejak itu, awalilah petualanganku dengan wanita-wanita yang beda. Mpok Anah sudah berikan pelajaran yang begitu nikmat.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.