Responsive Ads Here

Featured

Monday, January 8, 2018

Cerita Dewasa Diajak Ngentot Oleh Mertua Abangku Saat Sedang Sepi




     Narasi Dewasa Di ajak Ngentot Oleh Mertua Abangku Waktu Tengah Sepi – Kesempatan ini saya juga akan bercerita Narasi Seks saat diriku ngentot dengan Mertua Abangku yang begitu haus Seks. Ingin tahu lanjutan ceritanya? Segera saja yuk baca serta simak baik-baik narasi saat ini.

Ketika itu yaitu hari sebelumnya abangku maried, saat itu saya juga turut mengantar abangku kerumah calon bininya. Setelah tiba di rumah calon istri abangku, saya lihat sesosok wanita STW (1/2 tua) dengan body yang begitu semok serta begitu menggairahkan.

Saat itu saya juga selalu memandangi badannya yang molek dari ujung kaki hingga ujung kepala. Meskipun umurnya telah tidak muda sekali lagi, kurang lebih sekitaran 38 tahunan, tetapi saya lihat berwajah masih tetap begitu enak untuk dilihat. Mungkin saja karna Ibu mertua abangku itu seringkali melsayakan perawatan, maka dari itu berwajah begitu halus serta begitu menggoda.
Tetapi saat itu situasi tempat tinggal begitu ramai hingga tidaklah terlalu seringkali saya memandangi badan Ibu mertua abangku itu, tetapi saya selalu mencari di mana Ibu mertua abangku itu ada supaya saya bisa memandangi badannya.

Sesudah sebagian waktu saya memandangnya keluar kamar mandi, waktu itu saya memandanginya dengan tajam serta sesudah Ibu mertua abangku ketahui bila saya memandanginya, ia mengedipkan samping matanya serta meninggalkanku pergi.

Saya juga jadi makin penasaran dengan kedipan mata Ibu mertua abangku itu. Malam mulai larut, situasi tempat tinggal sangatlah sepi sekali, pada akhirnya saya mengambil keputusan untuk duduk sendirian disebuah ruang sembari pikirkan makna kedipan mata Ibu mertua abangku itu.

Tetapi ditengah saya melamun, saya dikejutkan dengan kecupan lembut dari Ibu mertua abangku. Saya juga dengan reflek lalu membalas ciuman Ibu mertua abangku itu. tetapi semuanya tidak berjalan lama, karna Ibu mertua abangku itu segera pergi meninggalkanku sesudah memberi ciuman lembutnya itu.

Hari-hari selanjutnya saya berlaku seperti umum, demikian pula Ibu mertua abangku. Pada bebrapa waktu saya duduk berdua dengan ia, saya seringkali membulatkan tekad melihat Ibu mertua abangku lama-lama, serta ia umumnya tersenyum manis serta berkata.

“ Apaa..?, bebrapa telah, ibu jadi malu “,

Selalu jelas saja saya sesungguhnya merindukan agar bisa bermesraan dengan Ibu mertua abangku itu. Saya terkadang sagat terasa bersalah dengan abangku, dan kaka ipar-ku yang baik hati.

Terkadan saya sekian kurang ajar memikirkan Ibu mertua abangku disetubuhi bapak Ibu mertua abangku, saya pikirkan kemaluan bapak serta Ibu mertua abangku keluar masuk memek Ibu mertua abangku.

Namun saya senantiasa menyimpan hormat pada bapak serta Ibu mertua abangku. Ibu mertua abangku juga sayang sama kami. Pagi-pagi hari selanjutnya, saya ditelepon Ibu mertua abangku, minta supaya sore harinya saya bisa mengantarkan ibu menengok keluarga yang tengah ada dirumah sakit, karna suami Ibu mertua abangku tengah pergi ke kota beda untuk masalah usaha.

Saya sich sepakat saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit, serta pulang telah setelah maghrib. Seperti umum saya senantiasa berlaku sopan serta hormat pada Ibu mertua abangku.

Dalam perjalan pulang itu, saya membulatkan tekad ajukan pertanyaan.

“ tantee, ngapain sich dahulu tantee kok cium Fajar? “,

“ Aah, anda ini kok maih diingat-ingat juga sih ”, jawab Ibu mertua abangku sembari memandangku.

“ Terang dong Buk…, Kan asyiik ”, kata saya menggoda,

“ Naah, lebih kurang ajar thoo, Ingat abangmu lho Fajar…, Kelak kedengaran dapat juga geger lho Fajar “.

“ Tapii, sesungguhnya mengapa sih tantee…, Fajar jadi penasaran lho “,

“ Aah, ini anak kok tidak mau diem sih, Tapi eeh…, anu…, Fajar, sesungguhnya saat itu, saat kita bercakap itu, tantee saksikan tampangmu itu kok cakep banget. Hidungmu, bibirmu, matamu yang agak kurang ajar itu kok buat ibu jadi gemes banget deeh sama anda.

Maka dari itu saat lampu mati itu, tak tahu setan dari tempat mana, ibu jadi pengin banget menciummu serta merangkulmu. Ibu sesungguhnya jadi malu sekali. Ibu jenis apa saya ini “,

“ Mungkin saja, setannya ini Bu…, Sekarang ini setannya itu juga deg-degan bila saksikan Ibu mertua abangku. Ibu bisa yakin bisa tidak, terkadang bila saya sekali lagi sendiri, jadi bayangin tantee lho. Bener-bener nih. Sumpah deh “,

“ Bila tantee sempat bayangin saya tidak bila sekali lagi sama om ”, saya makin berani.

“ aah tidak tahu ah…, udaah…, udaah…, kelak bila keterusan kan tidak baik.

Hati-hati setirnya. Kelak bila nabrak-nabrak disangkanya nyetir sembari pacaran ama tantee. Tentu tantee yang disalahin orang, Disangkanya yang tua niih yang ngebet ”, tuturnya.

“ Walau sebenarnya dua-duanya ngebet lo tantee. tantee, maafin Fajar deeh. Fajar jadi pengiin banget sama tantee lho…, Bagaimana niih, miliki Fajar sakit kejepit celana nihh ”, saya semakin berani.

“ Aduuh Jar, janganlah gitu dong. tantee jadi sulit nih. Tapi selalu jelas saja Fajar.., tantee jadi seperti orang jatuh cinta sama anda.., Bila telah begini, telah naik begini, tantee jadi pengin ML sama anda Fajar …, Fajar kita cepat pulang saja yaa…, Kelak diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh sekali lagi kosong khan…, Tapi Fajar minggir sebentar Fajar, tantee ingin cium anda disini ”, kata tantee dengan nada bergetar.
Oooh saya jadi berdebar-debar sekali. Saya jadi nafsu banget. Saya minggir ditempat yang agak gelap. Sesungguhnya kaca mobilku juga telah gelap, hingga tidak tsayat ketahuan orang. Saya serta Ibu mertua abangku berangkulan, bercumbu dengan lembut penuh kerinduan. Betul-betul, sampai kini kami sama-sama merindukan.
“ eehhm…, Fajar, ibu kangen banget ma anda ”, bisik Ibu mertua abangku.

“ saya juga bu ”, bisikku.

“ Fajar…, telah dahulu Fajar…, eehmm telah dahulu ”, nafas kami memburu.

“ Mari jalan lagi…, Hati-hati yaa ”, kata Ibu mertua abangku.

“ ibu Mr. P-ku kejepit niih…, Sakit ”, katsaya.

“ iich anak nakal ”, Pahsaya dicubitnya.

“ Okei…, buka dahulu kancin celananya ”, tuturnya.

Cepat-cepat saya buka celana saya, kemuian turuni celana dalamku. Woo, segera berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu mertua abangku, saya tuntun untuk memegang Mr. P-ku.

“ Aduuh anda. Gede banget anu kamu…, Agar ibu pegangin, Mari jalan. Hati-hati setirnya “,
Agen Judi Bola Online

Saya masukan gig satu, serta mobil melaju pulang.

Mr. P-ku dipegangi ibu, jempolnya mengelus-elus kepala Mr. P-ku dengan lembut. Aduuh, gelii… sangat nikmat. Mobil jalan tenang, kami beriam diri, namun tangan ibu selalu memijat serta mengelus-elus Mr. P-ku dengan lembut.

Hingga dirumah, saya turun buka pintu, serta segera masuk garasi. Garasi saya tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruangan tamu. Kami duduk di sofa serta berpandangan dengan penuh kerinduan.

Situasi demikian hening serta romantis, kami berpelukan sekali lagi, bercumbu sekali lagi, semakin menggebu-gebu. Kami tumpahkan kerinduan kami. Saya ciumi Ibu mertua abangku dengan penuh nafsu. Saya rogoh payudaranya yang senantiasa saya pikirkan, aduh betul-betul besar serta lembut.

“ Buk, saya kangen banget Buk…, saya kangen banget “,

“ Aduuh Fajar, ibu juga…, Peluklah ibu Fajar, peluklah ibu ” nafasnya makin memburu. Matanya terpejam, saya ciumi matanya, pipinya, saya lumat bibirnya, serta lidahku saya masukan ke mulutnya. Ibu agak kaget serta buka matanya.

Lalu dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu.

“ Eehhmm.., Fajar, ibu belum juga sempat ciuman seperti ini…, Sekali lagi Fajar masukan lidahmu ke mulut ibu ”

Ibu mendorongku perlahan, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya sekali lagi diriku serta berbisik.

” Bawalah Ibu ke kamar…, Lebih enak di kamar, janganlah di sini “,

Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Saya terasa tidak enak ditempat tidur saya.

“ Bu kita gunakan kamar tengah saja yaa “,

“ Okei, Lebih bebas di kamar ini ”, kata Ibu mertua abangku penuh pengertian.

“ Saya remas bokongnya yang semok “,

“ iich.., basic anak nakal ”, Ibu mertua abangku merengut manja.

Kami duduk ditempat tidur, sembari beciuman saya buka baju Ibu mertua ku. Saya benar-benar kagum dengan kulit ibuku yang putih bersih serta mulus dengan payudaranya yang besar menggantung indah. Ibu saya rebahkan ditempat tidur.

Celana dalamnya saya pelorotkan serta saya pelorotkan dari kakinya yang indah. Lagi saya mengagumi akan lihat memek Ibu mertua abangku yang tidak tipis dengan bulunya yang tidak tipis keriting.

Seperti saya memikirkan sampai kini, memek Ibu mertua kk ku benar menonjol ke atas terganjal bokongnya yang besar. Saya tidak tahan sekali lagi melihat keindahan Ibu mertua abangku kemampuanng di depanku. Saya buka bajuku serta Mr. P-ku telah betul-betul tegak prima. Ibu mertua abangku memandangku dengan tanpa ada berkedip.

Kami sama-sama merindukan kebersamaan ini. Saya berbaring miring di samping Ibu mertua abangku. Saya ciumi, kuraba, kuelus semua, dari bibirnya hingga pahanya yang mulus. Saya remas lembut payudaranya, kuelus perutnya, memeknya, clitorisnya saya main-mainkan. Liang memeknya telah basah.

Jariku saya basahi dengan cairan memek Ibu mertua abangku, serta saya gosokkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan serta mendesis-desis. Sesaat peliku dipegang ibu serta dielus-elusnya. Kerinduan kami sampai kini telah menekan untuk ditumpahkan serta dituntaskan malam hari ini. Ibu menggeliat-geliat, meremas-remas kepalsaya serta rambutku, mengelus punggungku, bokongku, serta pada akhirnya memegang Mr. P-ku yang telah siap seia masuk ke liang memek Ibu mertua abangku.

“ Buk, saya kaangen banget Buk…, saya kangen banget…, saya anak nakal Buk.. ”, bisikku.

” Ibu juga. sshh…, masukin …, masukin sekarang…, Ibu telah pengiin banget … ”, bisik Ibu mertua abangku tersengal-sengal.

Saya naik ke atas Ibu mertua abangku bertelakan pada siku serta lututku. Tangan kananku mengelus berwajah, pipinya, hidungnya serta bibir Ibu mertua abangku.

Kami sama-sama melihat.
Berpandangan begitu mesra. Mr. P-ku dituntunnya masuk ke liang memeknya yang telah basah. Ditempelkannya serta digesek-gesekan di bibir memeknya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang bokongku, menghimpit turun sedikit serta melepas desakannya berikan komando Mr. P-ku. Kaki Ibu mertua abangku dikangkangnya lebar-lebar, serta saya telah tidak sabar sekali lagi untuk masuk ke memek Ibu mertua abangku.
Kepala Mr. P-ku mulai masuk, semakin dalam, semakin dalam serta pada akhirnya masuk semua hingga ke pangkalnya. Saya mulai turun naik secara teratur, keluar masuk, keluar masuk dalam memek yang basah serta licin. Aduuh enaak, enaak sekali.

“ Masukan 1/2 saja. Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali “,

Nafsu kami makin menggebu-gebu. Saya makin cepat, makin memompa Mr. P-ku ke memek Ibu mertua abangku.

“ Buk, saya input semuanya, masuk semuanya Buk ”

“ Iyaa, enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget ” kami mendesis-desis, menggeliat-geliat, melenguh penuh kesenangan.

Disamping itu kakinya yang barusan mengangkang saat ini dirapatkan. Aduuh, memeknya tidak tipis banget. Saya sekurang-kurangnya tahan sekali lagi bila telah begini. Saya makin ngotot menyetubuhi Ibu mertua abangku, menusuk memek Ibu mertua abangku yang licin, yang tidak tipis, yang sempit.

Bunyinya kecepak-kecepok buat saya makin bernafsu. Aduuh, saya telah tidak tahan sekali lagi.

“ Buk saya ingin keluaar Buk…, Aduuh Buk.., enaak bangeet “,

“ ssh…, hiiya Fajar, keluariin Fajar Fajar, keluarin “,

“ Ibu juga ingin muncaak, ingin muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat-kuat. Nafas kami berhenti.

Mr. P-ku saya tekan kuat-kuat kedalam memek Ibu mertua abangku. Pangkal Mr. P-ku berdenyut-denyut. menyemprotlah telah pejuhku ke memek Ibu mertua abangku. Kami bersama nikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan, kemelut kami tumpah telah. Rasa-rasanya lemas sekali. Nafas yang barusan nyaris terputus makin alami penurunan. Saya angkat badanku.

Juga akan saya cabut Mr. P-ku yang telah menancap dari dalam liang memeknya, namun ditahan Ibu mertua abangku.

“ Agar didalam dahulu Mari miring, anda berat sekali. Anda nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya ”, tuturnya sembari memencet hidungku.

Kami miring, bertemu, Ibu mertua abangku memencet hidungku sekali lagi,

“ Basic anak kurang ajar…, Berani sama Ibu mertua kakak mu ya.., Masa ibunya dinaikin, Tapi …, ibu nikmat banget, nikmat banget. Ibu belum juga sempat rasakan begini “,

“ Buk, saya juga Buk. Mungkin saja karna curian ini ya Buk, bukanlah miliknya…, Miliki bapaknya kok dikonsumsi. Ibu juga, miliki anakya kok ya dikonsumsi, diminum ”, katsaya menggodanya.

“ Huush, basic anak nakal.., Mari dilepaskan.., Aduuh berantakan niih Pejuhmu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih “,

“ Buk, malam hari ini ibu tidak usah pulang. Saya pengin dikelonin ibu malam hari ini. Saya pengin diteteki hingga pagi ”, katsaya.

“ Ooh janganlah cah bagus…, bila dituruti Ibu juga penginnya demikian. Tapi tidak bisa demikian. Bila ketahuan orang dapat geger dehhh…

“ Tapi Buk, saya rasa-rasanya emoh pisahlah sama ibu “,

“ Hiyya, ibu tahu, tapi kita mesti gunakan otak dong. Toh, ibu akan tidak kabur.., malah bila kita tidak hati-hati, semua juga akan bubar deh “,

Kami sama-sama berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, bercumbu sekali lagi penuh kelembutan.
Tidak ada kalimat yang keluar, tidak bisa diwujudkan dalam kalimat. Kami sama-sama mengasihi, pada ibu serta anak, pada seseorang pria serta seseorang wanita, kami tulus mengasihi keduanya. Malam itu kami mandi dengan, sama-sama menyabuni, menggosok-gosok, meraba serta membelai. Mr. P-ku dicuci oleh Ibu mertua abangku, hingga tegak sekali lagi.
“ Sudaah, sudaah, janganlah nekad saja. Mari kelak keburu malam “,

Baca Juga : Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tante Semokku Saat Sedang Masak di Dapur

Malam itu benar-benar begitu terkesan dalam hidupku. Hari-hari setelah itu jalan normal seperti umumnya. Kami sama-sama melindungi diri. Kami menumpahkan kerinduan kami cuma jika betul-betul ada peluang serta aman.

Namun kami seringkali mencuri-curi peluang sekedar untuk bercumbu serta membelai. Terkadang dengan berpandangan mata saja kami telah menyalurkan kerinduan kami. Kami makin sabar, makin dewasa dalam melindungi hubungan terlarang kami. Ini yaitu dosa paling nikmat yang sempat saya alami.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.