Responsive Ads Here

Featured

Wednesday, March 14, 2018

Cerita Dewasa Tante Rahayu dan Temannya

Cerita Dewasa Tante Rahayu dan Temannya

         Narasi Dewasa Tante Rahayu Serta Rekannya - Waktu itu hari Sabtu siang, saat Tante Ayu tengah berada di Jakarta serta ia meneleponku (mungkin saja no. HP-ku, ibuku yang memberi), untuk datang ke satu motel kecil di daerah Tebet, karna ada satu hal yang perlu tuturnya. Saya waktu itu tidak percaya Tante Ayu menginginkan mengajakku 'bermain', karna umumnya Tante Ayu katakan selalu jelas (bila ia memanglah berada di Jakarta) keinginannya memanglah perlu pelampiasan.
Tetapi dari tempat pertemuannya saya percaya ia menginginkan 'bermain' karna motel itu yaitu satu diantara tempat orang seringkali bercinta. 

Setelah tiba di Motel R**** (edited), yaitu di samping Kampus Sahid Tebet, saya berjumpa Tante Ayu di lobby (yang begitu kecil). Saat saya hingga di kamar tante Ayu, baru saya tahu mengapa ia tidak berterus jelas karna di kamarnya ada tamu, seseorang wanita, serta Tante Ayu juga memperkenalkannya kepadaku, namanya Tante Santi. 

Orangnya begitu cantik, type wanita karir. Dengan hidungnya yang mancung, bibirnya yang sensual, rambutnya yang sebahu, muka Tante Santi bisa disebut betul-betul serupa sekali dengan salah seseorang penyiar yang sempat kulihat di TVRI, bila tidak salah yang namanya Gina Sonia (minta maaf.. ini cuma perbandingan saja). Diluar itu Tante Santi juga mempunyai badan yang tinggi serta langsing, betul-betul menaikkan kecantikannya, serta ketika tersebut fantasiku mulai merana, untuk bermain bertiga yaitu saya, Tante Ayu serta Tante Santi. 

Singkat narasi, kami bertiga bebrapa bercakap cukup lama, hingga pada akhirnya Tante Ayu memperingatkan Tante Santi, " Oh iya San, tuturnya anda bawa oleh-oleh buat Sari.. " tuturnya. " Oh iya, saya hingga lupa.. " Rupanya Tante Santi memberi satu hadiah, yang tuturnya sih jadi hadiah perjumpaan. Sesudah kubuka, rupanya Tante Santi membelikan satu gaun pesta yang indah sekali dengan jenis sisi atas bahu terbuka, yang cuma digantung dengan tali kecil. Menurut dia ia membelikan ini atas anjuran dari Tante Ayu. 

Sesudah saya berterima kasih, pada akhirnya saya juga diminta cobanya dimuka mereka. Saya sich menurut saja. Saya mulai buka bajuku, tapi Tante Ayu memaksaku untuk melepas bra-ku juga karna kelak jadi tidak bagus bila menggunakan gaun itu karna juga akan terlihat, tuturnya. Sesungguhnya saya agak risih juga karna di kamar ada Tante Santi, tetapi karna Tante Ayu memaksa (serta memanglah hasratku untuk ML dengan Tante Santi), yah kuturuti saja. Saya buka bra-ku sembari membelakangi mereka, tetapi kurasa Tante Santi dapat juga lihat buah dadaku lewat cermin besar di depanku. Sesudah coba gaun itu sebagian waktu, saya juga melepaskannya. 

Tetapi alangkah kagetnya saya demikian gaunku terbuka, Tante Ayu menarik tanganku serta memelukku dari belakang sembari menciumi leherku, serta tangannya meremas-remas buah dadaku. Edan!, masa Tante Ayu lakukan ini dimuka rekannya sih, saya betul-betul heran. Sesungguhnya saya malusekali dikerjai dimuka Tante Santi (walaupun saya ingin), ingin memprotes, tapi tidak dapat, tapi nampaknya Tante Santi tidak terperanjat sedikitpun. 

Tidak berapakah lama Tante Ayu berkata, " Sar.. bisa kan bila Tante Santi turut gabung..? " Saya yang saat itu, birahiku telah naik karna diperlakukan demikian, cuma mengangguk saja sembari malu-malu. Sembari tersenyum, Tante Santi juga segera mendekatiku sembari katakan, " Sar.. bisa kan Tante ikut-ikutan..? " Lagi saya cuma mengangguk malu-malu. 

Tante Santi mulai mengecup bibirku, lantas memainkan lidahnya, kemudian dijilatinya leherku selalu ke bawah ke dadaku, dijilat serta diisap-isapnya puting susuku, saya menggelinjang-gelinjang kegelian. Jilatan Tante Santi turun sekali lagi, ke perutku. CD-ku diloloskannya ke bawah, sesaat Tante Ayu tetaplah memelukku sembari meremas buah dadaku dari belakang. Tante Santi mengangkat kaki kananku, hingga pahaku menumpang di pundaknya, lantas ia mulai menjilat kemaluanku, " Aduh gelinya.. " Dengan semangat Tante Ayu menjilati klitorisku, serta terkadang dimasukkan lidahnya kedalam liang senggamaku, menjilati semuanya yang berada di dalamnya. " Aaahh.. " saya menggelinjang-gelinjang kegelian serta keenakan, lututku lemas sekali, saya hingga tidak kuatberdiri, badanku terasanya melayang-layang, tetapi Tante Ayu memelukku dari belakang sampai saya tidak turun ke bawah. Saya bahkan juga hingga tidak bisa rasakan kaki kiriku menyentuh tanah. 

Sebagian menit saya diperlakukan nikmat, tetapi nampaknya Tante Ayu kasihan lihat kondisiku, lantas digendongnya badanku, sembari ketawa-ketiwi mereka berdua membaringkan badanku terlentang diatas ranjang. Saya tidak bisa mengungkap perasaanku, tapi yang pasti karna permainan dihentikan sesaat, saya jadi seperti kebingungan karna birahiku sangatlah tinggi, menginginkan selekasnya dilanjutkan rasa-rasanya. Tetapi mereka nampaknya jadi turunkan tempo permainan, menggantinya dengan yang beda. Tante Ayu menjilatiku dari atas, dari wajahku selalu hingga buah dadaku. Serta Tante Santi menjilatiku dari ujung kaki, selalu.. ke betisku.. ke pahaku.. serta pada akhirnya hingga ke selangkanganku.
Bandar Judi Bola Terpercaya

Saya rasa-rasanya jadi makin hilang ingatan diperlakukan begini. Untunglah mereka ketahui juga akan hal semacam ini, Tante Ayu kembali meremas-remas, sembari menjilati serta menghisap-isap puting buah dadaku. Serta Tante Santi kembali menyerang liang senggamaku dengan buasnya. Dengan buasnya mereka berdua nikmati badan mungilku ini. " Aaahh.. " rasa-rasanya seperti melayang-layang di awan. Tak tahu saya tidak dapat berfikir apa sajakah yang dikerjakan mereka kepadaku. Saya cuma dapat rasakan kesenangan yang sangat begitu, kegelian yang mengagumkan enak dari buah dadaku yang dikerjain Tante Ayu, serta yang terlebih dari klitorisku serta dari dalam kemaluanku, yang dikerjain Tante Santi habis-habisan. Semua badanku rasa-rasanya bergelinjang semuanya. 

Pada akhirnya saya tidak kuat sekali lagi menahannya, rasa seperti menginginkan pipis mendadak menyerangku, saya menginginkan menahannya, tapi tidak kuat rasa-rasanya serta, " Aaahhgghh.. " saya menjerit kuat. Keluarlah semuanya, enaknya selangit, perasaanku seperti melayang.. " Nikmaat sekali.. " Tante Santi dengan rakus nampaknya menyedot apa sajakah yang ada pada kemaluanku, hingga badanku lemas. 

Lalu saya diberinya istirahat sebagian menit, tapi lalu mereka kembali menggerakkan aksinya. Tante Santi menyebutkan kepadaku kalau ia dapat menghidupkan semangatku kembali. Lagi-lagi saya mesti pasrah saja. Sesaat Tante Ayu mengusap-usap buah dadaku, Tante Santi mulai memijat telapak kakiku, saya terasa enak serta nikmat, lantas tanpa ada bebrapa enggan, Tante Santi dengan nafsu menciumi serta menjilati telapak kakiku yang mulus, " Iiihh.. geli rasa-rasanya.. " 

Sesudah ia senang, saya dimintanya telungkup. Tante Ayu memijat punggungku, serta Tante Santi kembali memijat telapak kakiku, selalu ke atas.. ke betis.. serta ke buah pantatku. Mendadak dengan nakalnya jari Tante Santi masuk lewat celah pantatku mengoles bibir kemaluanku, " Aaahh..! " saya menjerit kaget, serta mereka kembali ketawa-ketiwi sekali lagi. Lantas lewat celah pantatku itu tangan Tante Santi mulai membelai-belai kemaluanku dari belakang, " Aaah.. enaknya.. " 

Mungkin saja mereka ketahui bila nafsuku telah bangkit kembali, mereka mulai lakukan permainannya kembali. Tante Santi bangkit dari tempat tidur, serta ambil suatu hal dari tasnya, Wah rupanya sebagian perlengkapan perang, rupanya itu yaitu penis karet, lantas ada penis yang ada talinya, serta seperti penis yang dapat bergetar yang lalu baru kuketahui namanya vibrator. 

" Sar, apa anda telah sempat cobalah gunakan yang begini..? " bertanya Tante Santi. 
" Ng.. belum juga Tante, " sahutku. 

Tanpa ada basa-basi sekali lagi mereka selekasnya mulai permainan. Mereka berdua melepas semua bajunya hingga saya dapat lihat badan Tante Santi yang seksi serta mulus sekali. Kesempatan ini Tante Ayu berbaring diatas ranjang, tetapi saya juga dimintanya berbaring terlentang diatas badannya, hingga Tante Ayu dapat dengan leluasa meremas-remas buah dadaku. Tante Santi mencium lantas melumat bibirku, mengulumnya, serta memainkan lidahnya. Lalu ia mulai meneruskan ke sisi bawah, ke kemaluanku. Dijilatinya klitoris serta kemaluanku hingga basah. Lantas diambilnya penis karetnya, digosok-gosokannya dahulu ke kemaluanku, kemudian baru perlahan ia mulai memasukannya. " Aaakhh.. " sulit juga masuknya, karna meskipun sudah basah, tapi memanglah masih tetap sempit. 

Sesudah sukses masuk setengahnya, Tante Santi mulai mengocoknya perlahan-lahan, semakin lama semakin cepat, sembari jarinya mengesek-gesek klitorisku, " Aaahh hilang ingatan nikmatnya.. " Membuatku kembali orgasme. Tetapi itu tidak hentikan permainannya, kembali saya dirangsangnya oleh mereka dengan jilatan-jilatan. Kesempatan ini Tante Santi rupanya menginginkan coba penis yang ada talinya, hingga dapat diikat ke pinggang serta selangkangannya. Aneh serta lucu memanglah, kelihatannya Tante Santi mempunyai penis betulan. Kesempatan ini dikangkangkannya kakiku serta Tante Santi mulai memasukan penis karetnya ke kemaluanku, serta mulai memompanya. Terlihat kelihatannya Tante Santi sedangmenyetubuhiku. Ia selalu mengocok kemaluanku sembari menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan erotis, hingga pada akhirnya saya tidak tahan sekali lagi serta kembali orgasme.

Sesungguhnya saya telah lemas, tetapi mereka merayuku supaya saya ingin coba alatnya yang paling akhir. (Ah, saya jadi seperti kelinci percobaan, tapi memanglah nikmat sih). Dengan rayuannya pada akhirnya saya ingin saja coba yang paling akhir, tuturnya penis yang menggunakan vibrator. Kembali mereka menghidupkan birahiku, memanglah mengagumkan sekali pengalaman mereka nampaknya. Sesudah menjilatikemaluanku, Tante Santi mulai memasukkan penis itu, saya tidak tahu apa yang juga akan berlangsung, kukira seperti barusan saja rasa-rasanya. Tapi demikian penis karet itu telah masuk semuanya kedalam kemaluanku, Tante Santi mulai menyalakan vibratornya (penggetarnya). " Aakkhh..! " Saya betul-betul tersentak kaget, rasa-rasanya geli sekali, betul-betul dahsyat, terlebih ditambah dengan gesekan jari Tante Santi pada klitorisku. " Ampuunn.. " Saya menggelinjang-gelinjang, kelojotan ke sana-sini karna karena sangat tidak tahannya saya, serta rupanya Tante Ayu yang mendekapku dari bawah sudahmengaturnya, sembari memelukku erat, ke-2 kakinya, mengangkangkan ke-2 kakiku, serta semasing kakinya mengapit semasing kakiku, hingga kakiku tetaplah terbuka mengangkang, serta saya tidak dapat mengapitkan ke-2 pahaku meskipun sangking gelinya. 

Penis itu bergetar didalam kemaluanku, serta bahkan juga dapat berlenggak-lenggok, meliuk-liuk didalam. " Gilaa.. ini betul-betul kesenangan yang terhebat yang sempat kualami. Saya menjerit-jerit seperti kesurupan, " Aaakkhh.. Tantee.. " Tetapi makin lama Tante Santi terlebih makin cepat mengocokkan penis vibrator tsb didalam kemaluanku, dan percepat gesekan jarinya di klitorisku. " Aaakkhh..! Gilaa.. Ampuunn.. " saya betul-betul tidak tahan, perasaan ingin pipis yang kesempatan ini keluar begitu dahsyat, sampai pada akhirnya badanku yang kelojotan mendadak mengejang dengan sangat kuat, serta, " Aaaggkkhh.. " meledaklah kesenangan yang sangat dahsyat, sangat mengagumkan, puncak kesenangan yang tidak bisa terlukiskan, dunia terasanya berputar, saya terasanya melayang, tulang-tulangku merasa lolos sampai pada akhirnya lemas lunglai seperti selembar kertas. 


Masih tetap pernah kulihat mereka berdua bercanda sembari berebutan menjilati cairan kemaluanku baik yang masih tetap ketinggalan didalam kemaluanku yang dijilat sembari disedot-sedot, yang berlelehan keluar, bahkan juga yang berlelehan di batang penis vibrator itu. 

Pada akhirnya saya tidur dalam pelukan Tante Ayu serta Tante Santi. Tante Ayu memelukku erat dari belakang, serta Tante Santi memelukku erat dari depan, kadang-kadang mereka dengan mesra serta gemas menciumiku. Dengan badan yang begitu letih serta lemas, tidur dalam pelukan mereka rasa-rasanya lembut, hangat serta mengagumkan. Benar-benar pengalaman yang tidak juga akan sempat kulupakan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.