Narasi Dewasa Minta Jatah Dari Mertua Yang Awet Muda |
Tidak heran sebab sampai saat ini ia masih tetap konsumsi jamu untuk agar senantiasa awet muda serta langsing. Singkat narasi saat istriku baru melahirkan anak pertama serta saya mesti puasa sepanjang satu bulan lebih. Dapat dipikirkan sendiri bagaimana pusingnya saya. Sampai satu waktu saya mengantar Ibu mertuaku pulang dari menengok cucu pertamanya itu.
Saya umum mengantarnya dengan motorku. Tetapi kali itu turun hujan ditengah perjalanan. Karna telah basah kuyup serta hari telah mendekati larut malam saya paksakan untuk menerobos hujan yang deras itu. Setiba di rumah saya menginginkan selekasnya bersihkan tubuh lantas menghangatkan tubuh.
Dirumah itu cuma ada saya serta Ibu mertuaku karna kakak iparku tinggal di tempat beda. Sedang adik iparku yang umum temani Ibu mertuaku di rumah itu untuk sesaat tinggal dirumahku untuk melindungi istriku.
“Kamu mandi saja deh sana, Her” Kata Ibu mertuaku menyuruhku mandi
“Ah.. tidak usah.. Ibu duluan deh” Kataku menampik serta menyuruhnya supaya lebih dulu
“Udah.. Ibu di sini aja” Kata Ibu mertuaku yang pilih tempat bersihkan pakaian serta bersihkan piring di luar kamar mandi. Karna disitu ada juga air keran.
“Yah.. telah deh” Kataku sembari mendahuluinya masuk ke kamar mandi.
Situasi saat itu agak remang-remang karna lampu penerangannya cuma lampu bohlam 5 watt. Saya iseng menginginkan tahu bentuk badan Ibu mertuaku yang sesungguhnya saat ia telanjang bulat. Jadi saya singkapkan sedikit pintu kamar mandi serta menontonnya melepas satu per satu pakaiannya yang telah basah kuyup karna kehujanan. Dia tidak paham saya menontonnya karna dia membelakangiku.
Saya cermati dia melepaskan kaus T-shirt-nya ke atas melalui bahu serta lehernya. Lantas BH-nya dengan mencongkel sedikit pengaitnya lantas ia menarik tali BH-nya serta BH itupun lepas. Adegan yang paling syur adalah saat ia buka celana panjang jeansnya. Sret.. celana jeans ketat itu ditariknya ke bawah sekalian dengan CD-nya.
Jreng..! Saya saksikan ke-2 buah pantatnya yang kencang serta montok itu menantangku. Saya yang telah tidak rasakan seks sepanjang sebulan lebih serta sekali lagi ditempatkan dengan pemandangan sesuai sama itu. Saya nekat untuk mendekatinya serta saya peluk dia dari belakang.
“Eh.. Her.. ini apa-apaan.. Her” hardik Ibu mertuaku.
“Bu.. tolongin saya dong, Bu” rayuku
“Ih.. apaan sich..?! ” Tuturnya lagi
“Bu, telah dua bln. ini saya tidak dapet dari Dewi.. tolong dong, Bu” bujukku lagi
“Tapi saya inikan ibumu” Kata Ibu mertuaku
“Bu.. tolong, Bu.. please banget” rayuku sembari tanganku mulai beraksi.
Tanganku meremas-remas buah dadanya yang ukurannya sekitaran 34b sembari jariku memelintir putting susunya. bibir serta lidahku menjilati tengkuk lehernya. Tanganku yang satu sekali lagi memainkan klentit-nya dengan memelintir daging kecil itu dengan jariku.
Batang penisku saya tekan dilubang pantatnya tapi tidak saya masukan. Ibu mertuaku mulai bereaksi. Tangannya yang barusan berupaya meronta serta menahanku saat ini telah mengendor. Dia membiarkanku mulai serta memainkan ini semuanya. Nafasnya memburu serta mulai mendesah-desah.
“Dikamar saja yuk, Bu” bisikku
Saya papah Ibu mertuaku menuju kamarnya. Saya baringkan dia tempat tidur. Saya buka ke-2 kakinya lebar-lebar serta kelihatannya Ibu mertuaku telah siap dengan batang penisku. Tapi saya belum juga ingin mulai semuanya.
“Tenang saja dahulu, Bu. Santai saja, Ok? ” Kataku.
Saya mengarahkan mukaku ke liang vaginanya serta saya mulai dengan sedikit jilatan dengan ujung lidahku pada klentitnya.
Agen Judi Bola Online
“Ough.. sshhtt.. ough.. hmpf.. hh.. ooghh” Ibu mertuaku mendesah serta mengerang menahan kesenangan jilatan lidahku.
Dia kelihatannya belum juga sempat rasakan oral seks serta baru kesempatan ini saja ia merasakannya. Tampak reaksi seperti kaget dengan kesenangan yang satu ini.
“Enak kan, Bu..? ” Kataku
“Hmh.. anda.. sshtt.. anda.. koq.. tidak jijik.. sich, Her? ” Tanyanya ditengahnya desah serta deru nafasnya.
“Enggak, Bu.. enak koq.. bagaimana enak tidak? ”
“Hmh.. iyahh.. aduh.. sshhtt.. eenak.. banget.. Her.. sshhtt” jawab Ibu mertuaku sembari selalu merintih serta mendesah.
“Itu baru awalannya, Bu” Kataku.
Kesempatan ini saya kulum-kulum klentitnya dengan bibirku serta memainkan klentit itu dengan lidahku. Saya saksikan sekujur badan Ibu mertuaku seperti tersetrum serta mengejang. Ia lebih mengangkat sekali lagi pinggulnya saat saya hisap dalam-dalam klentitnya
Tidak hingga disitu saya terobos liang vaginanya dengan ujung lidahku serta saya masukan lidahku dalam-dalam ke liang vaginanya itu lantas saya mainkan liukkan lidahku di dalam liang vaginanya. Bersamaan dengan liukanku pinggul Ibu mertuaku ikut pula bergoyang.
“Ough.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh.. hmh.. ough.. shhtt.. ough.. hmh.. oufghh.. sshhtt” nada itu selalu keluar dari mulut Ibu mertuaku nikmati kesenangan oral seks yang saya beri.
Saya sudahi oral seks ku lantas saya bangun serta berlutut di hadapan liang vaginanya. Baru saya tujukan batang penisku ke liang vaginanya mendadak tangan halus Ibu mertuaku memegang batang penisku serta meremas-remasnya.
“Auw.. diapain, Bu..? ” Tanyaku
“Enggak.. ini agar dapat lebih tahan lama” Kata Ibuku sembari mengurut batang penisku.
Rasa-rasanya geli-geli nikmat bercamput sakit sedikit. Kelihatannya cuma diremas-remas saja namun tidak nyatanya ujung-ujung jarinya mengurut urat-urat yang ada dibatang penis untuk membuat lancar aliran darah hingga dapat lebih tegang serta kencang serta tahan lama.
“Guedhe.. juga.. miliki anda, Her” Kata Ibu mertuaku sembari selalu mengurut batang penisku.
“Iya dong, Bu” Kataku.
Kesempatan ini ke-2 tangan Ibu mertuaku beraksi mengurut batang penisku. Tangan yang satunya sekali lagi mengurut-urut buah pelirku serta yang satu sekali lagi seperti mengocok tetapi tidaklah terlalu ditekan dengan jari jempol serta telunjuknya. Selang beberapa saat..
“Egh.. yah. telah.. bebrapa perlahan.. yah sayang” Kata Ibu mertuaku sembari menyudahi pijatan-pijatan kecilnya itu serta mewanti-wantiku agar tidaklah terlalu tergesa-gesa menerobos liang vaginanya.
Saya angkat ke-2 kaki Ibu mertuaku serta saya tempatkan dikedua bahuku sembari coba menerobos liang vaginanya dengan batang penisku yang sejak dari barusan telah keras serta kencang.
“Ouh.. hgh.. ogh.. bebrapa perlahan, Her” Kata Ibu mertuaku ditengahnya deru nafasnya.
“Iya, Bu.. sayang.. egh.. saya bebrapa perlahan koq” Kataku sembari perlahan mendorong penisku masuk ke liang vaginanya.
“Ih.. miliki anda guedhe banget, sayang.. ini sich.. di atas rata-rata”Katanya
“Kan barusan telah diurut, Bu” Kataku.
Saya lanjutkan aksiku penetrasiku menerobos liang vaginanya yang kering. Saya tidak terasa istimewa dengan batang penisku yang panjangnya cuma 15cm dengan diameter sekitaran 3 cm. Dengan sedikit usaha.. mendadak.. SLEB-SLEB-BLESSS! Batang penisku telah masuk semuanya dengan perkasanya dalam liang vagina Ibu mertuaku.
“Ough.. egh.. iya.. sshh.. bebrapa perlahan saja yah, sayang” Kata Ibu mertuaku yang mewantiku agar saya tidaklah terlalu tergesa-gesa.
Saya mulai meliukkan pinggulku sembari naik turun serta pinggul Ibu mertuaku berputar seperti penyanyi dang-dut.
“Ough.. gilaa, Bu.. asik.. banget..! ” Kataku sembari rasakan enaknya batang penisku diputar oleh pinggulnya.
“Ough.. sshtt.. egh.. sshh.. hmh.. ffhh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh” Ibu mertuaku tidak menjawab cuma pejamkan mata sembari mulutnya selalu mendesah serta merintih nikmati kesenangan sexual. Baru sekitaran 30 menit saya telah jemu dengan tempat ini serta menginginkan bertukar tempat. Saat itu kami tetap dalam tempat konvensional. Saya ingin tawarkan macam beda pada Ibu mertuaku..
“Eh.. Ibu yang diatas deh” Kataku.
“Kenapa, sayang.. anda lelah.. yah..? ” Tanyanya.
“Gak” jawabku singkat.
“Mo keluar yah.. hi.. hi.. hi..? ” Godanya sembari mencubit pantatku.
“Gak.. ih.. saya tidak bakalan keluar duluan deh” Kataku sesumbar.
“Awas.. yah.. jika keluar duluan” Goda Ibu mertuaku sembari meremas-remas buah pantatku.
“Enggak.. deh.. Ibu yang bakalan kalah sama aku”Kataku sombong sembari balas mencubit buah dadanya
“Auw.. hi.. hi.. hi” Ibu mertuaku memekik kecil sembari tertawa kecil yang membuatku makin horny.
Dengan berguling ke samping saat ini Ibu mertuaku telah ada diatas badanku. Sembari sesuaikan tempat sebentar ia lantas duduk diatas pinggulku. Saya dapat lihat keindahan badannya perutnya yang rata serta ramping. Tidak ada seonggok lemakpun yang menumpuk diperutnya. Buah dadanya juga masih tetap kencang dengan putting susu yang mengacung ke atas menantangku.
Saya juga duduk serta mencapai puting susu itu lantas ku jilat serta ku kulum. Ibu mertuaku mendorongku serta menyuruhku tetaplah berbaring seakan-akan kesempatan ini cukup ia yang pegan kendali. Ibu mertuaku kembali meliuk-liukkan pinggulnya memutar-mutar seperti Inul Daratista.
“Egh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. ough.. egh.. hmf” desah Ibu mertuaku.
“Gila, Bu.. enak banget..! ”
“Ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough” Ibu mertuaku mendesah serta merintih sembari selalu meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang penisku yang ada di dalam liang vaginanya.
Tanganku meremas buah dadanya yang tidak sangat besar tapi cocok dengan telapak tangan. Tanganku yang satunya sekali lagi meremas buah pantatnya. Batang penisku yang kencang serta keras merasa lebih keras serta kencang sekali lagi. Ini karena pijatan dari Ibu mertuaku barusan itu. Dapat dipikirkan bila tidak saya telah lama orgasme dari barusan.
“Ough.. sshtt.. emh.. enagh.. egh.. sshhtt.. ough.. iyaahh.. eeghh.. enak.. ough” liukan pinggul Ibu mertuaku yang semula teratur saat ini beralih makin liar naik turun maju mundur tidak karuan.
“Ough.. iiyyaahh.. egghh.. eghmmhhff.. sshhtt.. ough.. saya telah mo nyampe” Kata Ibu mertuaku.
“Bu.. saya juga ingin, Bu.. egh” Kataku sembari turut menggoyang naik turun pinggulku.
“Egh.. iyah.. bagusshh.. sayangg.. ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough” Ibu mertuaku merespons pergerakanku untuk membantunya orgasme.
Saya percepat goyanganku karna seperti ada yang menekan dibatang penisku untuk keluar juga.
“Hmfh.. terusshh.. iyah.. ough.. oughh.. AAAUGHH.. OUGH.. OUGH.. OUGH” Ibu mertuaku sudah tiba pada orgasmenya.
Pada batang penisku merasa seperti ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang penisku. Ibu mertuaku menggelepar serta disudahi dengan menggelinjang liar serta nafasnya yang tersengal. Ibu mertuaku sudah berhenti lakukan liukan pinggulnya.
Cuma denyutan-denyutan kencang di dalam liang vaginanya. Saya rasakan denyutan-denyutan itu seperti menyedot-nyedot batang penisku Serta.. CROT.. CROTT.. CROTTT..! muncrat semuanya air maniku diliang vagina Ibu mertuaku.
“Bu, kerasa tidak air mani saya muncratnya..? ” Tanyaku
“Eh.. iya, Heri sayang.. Ibu telah lama ingin beginian” Kata Ibu mertuaku
“Iya.. saat ini kan telah, Bu” Kataku sembari mengecup keningnya
“Oh.. anda.. hebat banget deh, Her” Kata Ibu mertuaku sembari membelai-belai rambutku.
“Itu semuanya kan karna Ibu” Kataku memujinya
“Ih.. dapat saja.. kamu” sahut Ibu mertuaku sembari mencubit pinggulku.
Ibu mertuaku masih tetap diatas badanku saat HP-ku berbunyi nyatanya dari istriku yang menyuruhku agar bermalam saja di rumah Ibu mertuaku. Sesudah telepon di tutup saya memekik kegirangan. Kemudian kami lakukan pemanasan sekali lagi serta mengerjakannya selama malam sampai mendekati subuh kami keduanya sama kelelahan serta tidur. Tak tahu telah berapakah kali kami bersenggama dalam beragam tempat.
Baca Juga : Narasi Disetubuhi Bosku
Pagi harinya kami masih tetap mengerjakannya sekali lagi dikamar mandi untuk yang paling akhir lantas kemudian saya sarapan serta pulang.
END
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.