Responsive Ads Here

Featured

Tuesday, August 14, 2018

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tante Tyas Montok Yang Tidak Terlupakan

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tante Tyas Montok Yang Tidak Terlupakan

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tante Tyas Montok Yang Tidak Terlupakan – Kesempatan ini saya akan bercerita Cerita Seks saat diriku diminta ibuku untuk mengantar berkas pekerjaan untuk Tante Tyas yang montok serta membuat diriku sangek berat. Ingin tahu lanjutan ceritanya? Langsung saja yuk baca serta baca baik-baik Cerita ini.


Umurnya kurang lebih pada 38-40 tahunan tetapi muka serta bodynya terlihat lebih muda 10 tahun. Sebutlah saja namanya tante Tyas. Tante Tyas ini bekerja di lembaga pemerintah dimana ibuku juga bekerja disana, menjadi mereka rekan sekantor.

Cerita ini bermula biasanya saya diminta oleh mamaku untuk menyerahkan berkas-berkas pekerjaan pada tante Tyas. Hingga saya juga jadi akrab dengannya.

Saat malam itu seperti umumnya ibu menyuruhku ke tempat rumah tante Tyas untuk menyerahkan berkas-berkas pekerjaan itu, sekalipun saya berpamitan keluar untuk bermain.
Kuketuk pintu tempat tinggalnya seringkali sampai lelah ku menanti di muka tempat tinggalnya.

Kok terlihat sepi, apakah pada melancong, tetapi mobilnya tante Tyas berada di garasi, gumamku dalam hati. Selang beberapa saat pintu di buka oleh wanita muda kurang lebih umurnya 20 tahunan yang nyatanya merupakan pembantunya tante Tyas.
“Tante Tyas-nya ada mbak Arum”, tanyaku kepadanya.
“Oh ada dik Miki, masuk dahulu tante Tyas masih tetap mandi”, kata mbak Arum sekalian menyalakan lampu ruangan tamu.
Saya duduk termenung sendirian serta untuk yang kesekian kalinya saya minum sirup dingin yang sejak dari barusan disuguhi oleh mbak Arum. 5 menit lalu dari ruangan tengah terlihat tante Tyas keluar dari kamar mandinya dengan badan hanya ditutup oleh handuk.
“Wow padat juga tubuhnya ya,” kataku dalam hati.
“Eh dik Miki, telah lama ya nunggunya”.
Saya masih terpaku lihat tubuhnya yang indah serta padat berisi yang tidak tertutup semuanya oleh handuk itu.
“Dik, lihat apa’an sich kok hanya bengong?”
“Eh anu……. ‘te lihat….. susu eh lihat paha ding…. eh tidak lihat apa-apa kok ‘te”, jawabku kebingungan.
“Dik Miki ini ada saja. Diminta ibu ya, di kamar tante saja ya nyerahin berkasnya, tante nantikan lho!”
Saya lebih kebingungan, kok tumben ngomong seperti gituan. Dengan polosnya saya ikuti beberapa katanya barusan.

Sampai ku di muka pintu kamarnya ku ketuk pintu itu, serta dari dalam terdengar jawaban untuk menyuruhku masuk. Ku buka pintu kamarnya dengan berhati-hati. Sesudah ku masuk di kamarnya, begitu kagetnya saya lihat badan mulus telanjang tante Tyas sudah terlentang melawan diatas ranjang.
“Ini kan yang sampai kini kamu pikirkan serta kehendaki dariku, ya kan Mik?”
Saya tidak menjawabnya karena saya belum juga sadar dari kebingunganku atas apakah yang kulihat di muka mataku saat ini.
“Sini Mik, naik ke ranjang puasin tante ya, tidak butuh malu, ini kan yang kamu penginin”
Saya menuruti beberapa kata tante Tyas dengan naik ke ranjangnya. Tidak diduga tanganku dipegangnya lantas diarahkan ke payudaranya yang kurang lebih memiliki ukuran 34c. Diletakkannya tanganku serta kuremas-remas payudaranya yang samping kiri serta kepalaku menciumi serta mejilati payudaranya yang samping kanan dengan birahi yang telah meninggi.
“Oouugghh… oouugghh…. sedot selalu Mik …. oouugghh.. digigit dong!!!”, tante Tyas rupanya telah terlelap dalam birahinya juga. Matanya merem melek nikmati payudaranya yang tengah kunikmati. Tidak diduga tante Tyas melepas bajuku serta menyuruhku untuk terlentang.

Nyatanya tante melepas juga celanaku serta memlorotkannya dengan nafsu yang bergelora. Seperti apakah yang kuharapkan berlangsung juga, penisku dilumat-lumatnya, dihisapnya sampai gemetar tubuhku dibuatnya. Saya bergelinjangan meredam kesenangan yang pertama-tama saya rasakan.
“Mik, cium dong memek tante!”
Kucium memeknya yang berbulu tipis serta bau wangi, rupanya tante Tyas menjaga milik-nya dengan baik. Tante tyas bergelinjangan, mendesah-desah karena kujilati memeknya. Kumain-mainkan ‘kacang’-nya dengan lidahku serta terkadang kutusuk lobang memek-nya. Tubuhnya makin kehilangan kendali, makin kurasakan lembabnya memeknya karena tubuhnya dirangsang dengan hebat.
“Mik tante tidak kuat nih, masukin dong penismu!”
Bleeesss…… bleeesss….. bleeesss…… kusodok-sodok dengan keras serta tante Tyas mengimbanginya dengan goyangan pinggul serta pantatnya.
“Tante, Miki telah ingin keluar… uuuhhhh… oooohhh…. uuuuhhh….”
“Tahan Miki… yeaah… ooouuuh… ”
Goyangan tante Tyas makin liar yang membuat diriku makin tidak tahan lagi, yang akhirnya… crrooott…. crrooottt….
Serta didalam memeknya merasa hangat oleh cairan yang membanjir berbarengan dengan bergetarnya badan tante Tyas.
“Oouugghh….. ooouuuhhh… yeaahh.. yeaahh… uuhh… saya senang Mik, terima kasih ya !”
Kuambil bajuku serta kupakaikan walau tubuhku penuh keringat yang bercucuran. “Besok temenin tante lagi, ya Mik!”, desah tante Tyas dengan badan lemas serta masih tetap bertelanjang.

Sesampaiku didalam rumah langsung diterima oleh mamaku, saya juga jadi ketakutan kalau-kalau mamaku tahu apakah yang barusan berlangsung. “Darimana saja kamu, main-main saja menjadi lupa belajar, telah sana ke kamar belajar”. Saya juga lega nyatanya mamaku tidak paham, saya juga lari menuju kamarku sekalian tersenyum karena saya sudah nikmati apakah yang belumlah saya rasakan awal mulanya.
Sesudah peristiwa itu, saya serta tante Tyas beberapa bulan lamanya lakukan affair yang begitu hot. Kami kerjakan itu terkadang didalam rumah tante Tyas, terkadang di hotel, terkadang juga pernah di rumahku jika lagi kosong. Intinya dimana ada tempat untuk bercinta tentu akan tidak kami terlewat.

Sampai satu malam didalam rumah tante Tyas seperti umumnya saya hadir ke tempat tinggalnya. Saya langsung diterima mbak Arum, yang saya meyakini dia sudah mengetahui mengenai affairku dengan nyonya-nya.
“Masuk saja mas Miki,ibu telah menuggu dari tadi”, sambutnya dengan ramah. Saya langsung masuk ke kamar tante Tyas serta kubuka langsung celana serta bajuku. Tante Tyas juga lakukan hal sama.
“Kok lama sich Mik, tante kan telah kedinginan nih!”, kata tante Tyas dengan manja serta menghampiriku untuk memeluk tubuhku serta menciumi bibirku, masukkan lidahnya di mulutku hingga lidahku juga sama-sama ber-“silat lidah”. Sekalian kucium ku buka tali BH-nya yang masih tetap menempel di tubuhnya serta lantas kuciumi puting payudaranya yang telah mengeras. Tante Tyas kubikin merem-melek.
Kudorong tubuhnya ke ranjang lantas kubuka celana dalamnya, langsung kuciumi memeknya yang telah lembab. Kujilat-jilat naik turun serta kugigit “kacang”nya, demikian selanjutnya sekalian tanganku meremas-remas payudaranya.
“Ouugghh… oouugh… oouugghh… selalu Mik… tante senang seperti ini….. oouuugghh….. yeeaahhh….”.
Serta kubalik arah tubuhku hingga membuat angka 69. Tante Tyas melumat-lumat penisku keluar masuk mulutnya serta mainkan lidahnya di “helm” penisku. Juga kadang-kadang dia mainkan lidahnya di “telur” ku dari pangkal sampai ujung. Saya juga makin terangsang menciumi memek-nya yang makin membanjir.
“Oohh… uuhh… oouuhh… Mik Tante tidak kuat lagi nih… ouughh… tante ingin keluar, Mik”.
“Aku juga ‘te aahhh… uuhh… saya keluarin di dalam mulut ya ‘te.. aahhh… uuuhhh.. aauuhhgg….”
Tubuhku kami makin menghebat serta kurasakan air maniku keluar deras ke mulutnya. Begitupun mulutku merasa kemasukan lendir yang warnanya seperti air susu.

Kami juga rebahan sama-sama berpelukan, serta 5 menit lalu kami lakukan kegiatan senggama yang dari barusan belumlah kami kerjakan. Langsung kumengkangkangkan kakinya hingga memeknya tampak jelas serta begitu pas juga gampang untuk di-“tusuk” oleh penisku yang memiliki ukuran 15 cm dalam kondisi menegang.
Bleess… bleesss… keluar masuk penisku di memeknya yang dibarengi desahan yang menderu deru tante Tyas. “Ouggh… oouuugghh… eemmmmhhh…. uuhhh… yeahh.. uuuhh… yang keras dong Mik…. aahh.. uuhhh.. yeeahh..”. Makin kurasakan basah di batang penisku, membuatku lebih bernafsu.

Baca Juga : Cerita Dewasa Melayani Nafsu Mama Mertua

Kami juga bertukar tempat, saya yang di bawah serta tante Tyas diatas menempati tubuhku. Goyangan pantat serta pinggulnya kulihat jelas mengocok-ngocok penisku. Merem-melek tante Tyas sekalian mendongakkan kepalanya rasakan kesenangan yang tidak ada taranya. Kudorong-dorong pantatku ke atas untuk menyamakan gerakannya yang makin menggila.
“Oh… oouuhh… Mik… Ouugh… enakkk… ouugh… yeaah… terruuusss….. yeeaahh….”.
“Tante saya ingin keluar nih, telah tidak kuat… oogghh… uuuhhhh… mmmhhhh….”
“Tunggu dulu… Miikk…….. mmhhh… yeeaahh… tahan dahulu Mikkhh….!”, lirih tante Tyas meredam kesenangan yang hampir mencapai puncak.
Goyangan kami juga makin menggila, ke kanan-kiri, naik-turun serta tidak diduga badan tante Tyas bergetar serta bergelinjang hebat, kurasakan cairan yang hangat dari dalam memek tante Tyas.
“Oouugghh….. uuuhh… uuugghh….. yeaaaahh…. mmmhhhh….. ouugghh yeaahhh…. uuuhhh… mmmmmhhh… aaahhhh…. yeeaahhh… tante telah keluar Mik, saat ini giliran kamu, cayang!”
Kulepas penisku serta langsung dicapai oleh tangannya tante Tyas untuk dimasukkan ke mulutnya, dikocok-kocok oleh tangannya yang lembut lantas dimasukkan lagi ke mulutnya, dimain-mainkan oleh lidahnya. Selang beberapa saat maniku juga keluar. Crooott…. crooottt….. crooottt…. kusiramkan ke muka tante Tyas serta dia menjilatinya dengan nikmat seperti menjilati es cream yang telah mencair. Kita berdua juga tergelepar dengan keringat yang masih tetap bercucuran sesudah dikit berusaha keras untuk memperoleh satu kesenangan. Badan kami yang masih tetap bertelanjang sama-sama berpelukan serta sama-sama menciumi bibir dengan mesra.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.