Responsive Ads Here

Featured

Tuesday, August 14, 2018

Cerita Dewasa Tante Semok Mencari Pejantan Untuk Puaskan Nafsu

Cerita Dewasa Tante Semok Mencari Pejantan Untuk Puaskan Nafsu


Cerita Dewasa Tante Semok Mencari Pejantan Untuk Puaskan Nafsu – Kesempatan ini saya akan bercerita Cerita Seks saat seseorang tante semok mencari pejantan seksi untuk memuaskan nafsunya. Ingin tahu lanjutan ceritanya? Langsung saja yuk baca serta baca baik-baik Cerita ini.


Namaku Rian, saya seseorang pegawai swasta di bandung. Baru satu bulan ini saya geser kantor, alasannya classic, soalnya kantor baruku ini memberikan upah yang tambah lebih tinggi dari kantorku yang lama. Sebenernya sich saya agak heran dengan kantor baruku ini, soalnya waktu wawancara dahulu upah yang saya kemukakan tidak ditawar benar-benar, langsung sepakat ! Memang sich saya agak nyesel mengapa tidak nawarin yang tambah tinggi lagi, tetapi saya sadar diri, untuk tempat yang saya menempati saat ini saja, gajiku termasuk tinggi sekali.

Hari itu hari jumat, sesudah makan siang, HPku tidak diduga berdering. Itu dari Bu Ita, manager keuangan yang dahulu menyepakati upah yang saya kemukakan. Mengingat “jasanya” dia ke saya, pasti saja saya begitu menghargai dia.

“Halo bu, selamat siang” sapa saya menjawab telpon.

“Halo rian..” jawab dia riang sekali.

“Ada yang saya dapat saya bantu ?” bertanya saya, basa-basi sich.

“Ah tidak hanya ngecek kamu saja. Dah makan siang ?” tanyanya ramah.

“Oh telah bu, baru aja” jawabku.

“Gimana kerja di tempat ini, ada permasalahan ?” bertanya bu ita lagi.

“Wah tidak bu, tetapi memang saya baru mulai sich, baru melatih diri dengan kondisi kerja disini” jawab saya singkat.

“Gimana upahnya, dah cukuplah ?” tanyanya dengan nada merayu.

“He..he..he.. maunya sich lebih lagi bu” jawab saya sekalian ketawa.

“Hah.. segitu saja telah tinggi kan ?” balas bu ita dikit kaget.

“Iya bu, becanda barusan..” jawabku singkat.

“Oh.. kirain.” jawabnya. “Eh rian kelak sore setelah kantor kamu ada kerjaan tidak ?” bertanya bu ita.

“Enggak sepertinya bu, ada apakah emangnya” tanyaku dikit heran.

“Hmm.. ada yang ingin saya bicarakan, agak pribadi sich, karena itu saya ingin bicaraiinnya setelah kantor saja nanti” jawab bu ita.

“OK bu, saya tidak ada janji untuk sore sampai malem nanti” jawab saya.

“OK kelak saya nantikan di kafe xxx kelak sore” kata bu ita.

“OK bu” jawab saya.

“Ok jika begitu, oh iya, kelompok darah kamu apakah ?” bertanya bu ita sebelum akhiri perbincangan.

“B” jawabku penuh kebingungan.

“Perfect ! OK deh saya nantikan kelak sore” kata bu ita lantas tutup telponnnya.

Sesaat saya terdiam penuh kebingungan, tetapi saya kembali bekerja karena pekerjaanku lumayan menumpuk.

Sesudah pulang kerja saya tujukan mobilku ke kafe xxx yang dijanjikan barusan. Dalam perjalanan saya diselimuti kebingan yang sangat begitu. Bu Ita… Ada apakah manager keuangan kantorku itu ingin menemuiku, masalah masalah pribadi lagi. Serta yang sangat membuatku bingung merupakan dia sudah sempat bertanya kelompok darahku, untuk apakah ?

Menjadi info, Bu ita berusia seputar 34-35 tahun. Masih tetap cukuplah muda menjadi manager keuangan, tetapi memang dia datang dari keluarga yang bersahabat dekat dengan pemilik perusahaanku. Ditambah lagi suaminya, entrepreneur yang dahulu menjadi teman dekat pak Faisal presdir perusahaanku pada saat kuliah.

Oh iya bu ita telah bersuami, tetapi sayang mereka belumlah dikaruniai anak. Tetapi mungkin saja karena hal tersebut bu itu tampak masih tetap seperti wanita muda. Badannya tinggi semampai, ramping tanpa lemak. Kulitnya kuning langsat dengan rambut lurus sebahu. Matanya berbinar tetap semangat serta bibir minimnya itu tetap menarik perhatiannku. Cuma ada satu kata yang bisa mewakili bu ita… Cantik.

Sesampainya di kafe xxx, saya lihat bu ita melambai-lambai kearahku dari meja yang agak di sudut. Kafe itu memang agak sepi, pelanggannya umumnya eksekutif muda yang ingin bersantai sesudah pulang kerja.

“Sore bu, maaf agak terlambat” kataku sekalian menyalaminya.

“Oh tidak pa-pa” kata bu ita sekalian mempersilakkan saya duduk.

Setelah itu saya serta bu ita mengobrol basa-basi, menceritakan mengenai kantor, dari yang terpenting sampai gosip-gosipnya. He..he..he.. tidak untuk banget.

Sesudah beberapa lama pada akhirnya saya ajukan pertanyaan. “Oh iya bu, sebenernya ada apakah ya membawa saya berjumpa disini” tanyaku mengawali.

“Oh iya” jawabnya. Mendadak mukanya dikit pucat.
Sesaat ibu ita terdiam. Lalu mulai berkata “Begini Rian, kamu tau kan jika saya telah berkeluarga ?”. Saya menganguk kecil untuk menjawabnya.

“Tahun ini merupakan tahun ke 10 pernikahanku” lanjutnya. Lalu dia keluarkan suatu photo dari dalam dompetnya. “Ini photo suamiku waktu sebelum nikah, bagaimana serupa kamu tidak ?”

“He..he..he.. seperti ngaca” jawabku sekalian kembalikan photo itu. Sebenernya saya semakin bingung arah perbincangan bi ita.

“Kamu tau kan saya serta suamiku belumlah dikaruniai anak ?” tanyanya lagi

“Iya…” jawabku bingung.

“Jadi berikut rian, saya serta suamiku telah coba cara-cara. Tetapi belumlah sukses. Tengah umurku makin bertambah, semakin susah untuk dapat miliki anak. Memang kami telah tau permasalahannya ada disuamiku serta dia saat ini dalam therapy penyembuhan, tetapi mungkin saja suamiku perlu pertolongan lain….. dari kamu” kata bu ita.

“Bantuan dari saya ? tujuannya bu ?” tanyaku yang telah dipuncak kebingungan.

“Mungkin kamu dapat bantu suamiku untuk membuahi aku” tuturnya perlahan.

“Maksudnya saya menyumbang sperma untuk bayi tabung ibu serta suami ibu ?” tanyaku tergagap.

“Bukan, saya pernah coba cara tersebut serta tidak berhasil. Sperma suamiku kurang kuat. Jika saya ulangilah saat ini pasti suamiku berprasangka buruk. Lagi juga susah untuk menukar sperma suamiku dengan spermamu nanti” jawab bu ita.

“Jadi ?” tanyaku lagi.

“Aku pingin kamu meniduri saya, membuahi saya sampai saya hamil” jawabnya singkat.

Saya hanya dapat ternganga pada keinginan bu ita yang ku kira begitu hilang ingatan itu.

“Tenang, janganlah takut ketahuan. Kamu serupa sekali dengan suamiku, ditambah lagi kelompok darah kalian sama, menjadi anak yang lahir kelak akan susah sekali di ketahui siapa bapak sebetulnya.” kata bu ita meyakiniku. Pada akhirnya terjawab mengapa dia bertanya kelompok darahku barusan. Mungkin saja argumen bu ita demikian mudah menyepakati waktu saya wawancara dahulu diantaranya merupakan gagasan ini…

“Trus bagaimana kita mengerjakannya ?” tanyaku sesudah menentramkan diri.

“Kamu ada waktu malem ini ? Kebetulan suamiku lagi keluar kota sampai besok.”tanya bu ita.

“Aku available.” jawabku.

Lalu bu ita menelpon kerumahnya, memberitahu pembantunya dia tidak pulang malam itu sekalian memberikan argumen. Lalu dia mengajakku ke hotel xxx. Sesudah teliti in, kami langsung masuk kamar.

Di dalam kamar, tidak ada perbincangan yang bermakna. Bu ita langsung ijin untuk mandi, sesudah dia tuntas, gantian saya yang mandi.

Sesudah saya keluar dari kamar mandi, saya lihat bu ita yang cuma menggunakan bathrobe tiduran sekalian melihat tv. Saya lalu duduk di pinggir tempat tidur.

“Bagaimana, kita mulai ?” tanyaku dengan perasaan grogi. Soalnya umumnya saya ML maksudnya hanya untuk senang-senang, bahkan juga gunakan alat kontrasepsi supaya pasangan MLku tidak hamil. Jika ini justru maksudnya ingin hamil.

“OK” jawab bu ita lalu berubah memberikan saya tempat untuk naik ketempat tidur.

Saya berbaring disebelahnya lalu berkata “Bu, mungkin saja arah kita agar ibu dapat hamil, tetapi apakah dapat kita lakukan persetubuhan ini layaknya seperti orang yang lain yang mencari kenikmatan juga ?”

“Gak pa-pa sayang…” jawab bu ita. “Aku ikhlas kok kamu tidurin. Justru sebenarnya kamu tuch bangkitin nafsuku banget. Ngingetin saya diawal-awal pernikahanku” jawab bu ita nakal.

Saya lalu mengecup dahi bu ita, suatu yang tetap saya kerjakan sebelum meniduri wanita. Bu ita terseyum kecil.

Lalu saya mengecup bibir bu ita. Bibir tipis yang tetap menarik perhatianku itu nyatanya nikmat juga. Lalu saya mulai mencium bibirnya lagi, kesempatan ini lebih lama serta lebih dalam. Sekalian mencium bibir mu ita, tanganku mulai bergerilya. Pertama kali saya elus rambutnya, bu ita membalas dengan dikit meremas kepalaku. Lalu tanganku turun untuk mengelus-elus tubuhnya, meskipun masih tetap di luar bathrobe.

Masih tetap sekalian berciuman, perlahan-lahan saya buka tali bathrobenya. Sesudah buka beberapa bathrobe sisi atasnya, saya langsung mengelus payudaranya, ternya bu ita tidak menggunakan bra. Awalannya saya cuma mengelus, tetapi lalu menjadi meremas. Payudaranya masih tetap kenyal, meskipun telah dikit turun, tetapi begitu nikmat untuk diremas.

Lalu saya mulai memilin-milin putingnya. Bu ita mendesah perlahan, lalu melepas ciuman. Saya lalu turun dikit untuk mulai menjilati puting bu ita. Saya muail menjelati puting yang kiri tengah payudara yang kanan saya remas dengan tangan. Lalu bertukar saya menjilati yang kanan sekalian meremas payudara yang kiri. Kadang-kadang saya gigit-gigit kecil, tetapi kelihatannya bu ita tidaklah terlalu senang, dia lebih suka pada saya mengisap kencang putingnya.

Tangan kananku lalu turun kebawah untuk buka bathrobe sisi bawahnya sampai tubuhnya tampak semua. Bathrobe cuma menyangkut di tangannya. Tanganku mulai mengelus pahanya. Perlahan-lahan saya buka dikit pahanya untuk mengeluspaha sisi dalamnya, demikian mulus kulit sisi itu.

Tanganku naik keatas menuju selangkangan, nyatanya bu ita masih tetap menggunakan CD. Saya tidak ingin langsung ke vaginanya sampai tanganku berpindah ke pantatnya. Saya meremas pantat yang bulat ini dari dalam CDnya, karena saya sisipkan tanganku ke celananya.

Jujur saya merupakan pengagum pantat serta pinggul wanita. Ditambah lagi wanita seperti bu ita ini. Pinggulnya ramping tetapi pantatnya besar membulat.

Perlahan-lahan remasan kepantat bu ita saya alihkan ke depan. Di garis vaginanya saya terasa banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Lalu saya mengelus vaginanya ikuti garis vagina. Perlahan-lahan saya tusuk vaginanya dengan jari tengahku.

Badan Bu ita tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan vaginanya untuk melahap jariku lebih dalam. Jariku saya keluar masukan perlahan-lahan, bu ita mendesah makin keras.

Saya turun kebawah, ingin menjilat vaginanya. Tetapi Bu Ita meredam tubuhku. “Gak perlu rian, saya malu” kata Bu Ita. “Langsung masukin saja sayang, saya dah tidak tahan” lanjut bu ita.

Saya menempatkan tubuhku di atas bu ita. lalu saya lebarkan pahanya nsehingga selangkangannya terbuka lebar. Saya tujukan penisku ke vaginanya. Perlahan-lahan saya usahpak penisku ke permukaan vaginanya, tetapi bu ita memandangku dengan penuh keinginan agar saya cepat masukkan penisku ke vaginanya.

Perlahan-lahan saya dorong penisku untuk measuk ke vaginanya. Vaginanya masih tetap seret, mungkin saja karena tidak pernah melahirkan. Saya mulai mengeluar masukan penisku dari vaginanya, sedang bu ita mendesah keras tiap-tiap penisku menghujam vaginanya.

Kadang-kadang saya mencium bibirnya, tetapi dia lebih senang mendesah sekalian pejamkan matanya nikmati tiap-tiap gesekan vaginanya dengan penisku. Tangan bu ita mencengkram bahuku, kelihatannya dia ingin tubuhh kita bergesekan keras supaya payudaranya tergores oleh dadaku.

“Mas selalu mas, terus…” rintih bu ita. Kelihatannya dia memikirkan suaminya yang menyetubuhinya. Sebenernya saya agak cemburu, tetapi saya pikir-pikir lebih baik dibanding dia mendesah menyebut namaku, kelak dia rutinitas dapat berabe jika dia menyebut namaku waktu bersetubuh dengan suaminya.

Tidak diduga tangan bu ita mencengkram pantatku seolah menolong dorongan penisku supaya lebih kuat menghujam vaginanya. Pinggulnya juga makin aktif berjalan kekanan-kekiri sekalian terkadang berputar-putar. Benar-benar mujur saya dapat nikmati badan molek bu ita yang begitu pakar bercinta.

Tidak diduga tangannya mendesak keras pantatku mengarah vaginanya. Kelihatannya dia telah orgasme. Tubuhnya menegang tidak berjalan. Akupun hentikan pompaanku ke vaginanya karena tangannya demikian keras mendesak pantatku.

Sesudah tubuhnya menyusut ketegangannya saya mulai pompaanku perlahan-lahan. Cairan orgasmenya membuat vaginanya makin licin. Memang vaginanya menjadi menyusut daya cengkramnya, tetapi kelicinannya memberi sensasi yang berlainan.

Saya mengusung tubuhnya untuk bertukar tempat. Tetapi bu ita menampik sekalian berkata “Rian please, kesempatan ini style konvensional saja ya… saya ingin nikmatin… besok-besok ya”. Saya menempatkan badan bu ita lagi.

Goyangan pinggulnya semakin menggila, begerak kekiri serta kekanan, tetapi saya sangat senang waktu berputar-putar. Benar-benar hebat goyangan bu ita. Mungkin saja itu goyangan terunggul dari wanita yang sempat saya tiduri.

Tangannya kembali mendesak keras pantatku, bu ita telah tiba di orgasme kedua-duanya. Tubuhnya begitu tegang kesempatan ini, sampai butuh lama untuk kembali normal. Sesudah menyusut ketegangannya, saya berkata “Bu apakah kita sudahin dahulu ? sepertinya ibu telah lemas sekali.” kataku.

Baca Juga: Narasi Dewasa Malangnya Gadis Penjaga Teller Yang Diperkosa Satpam Bank

“Gak pa-pa rian, saya ingin sperma kamu, terusin saja.” jawab bu ita.

Saya mulai memompa lagi vaginanya dengan penisku. Kesempatan ini vaginanya telah betul-betul basah. Bu ita telah kurangi gerakannya, mungkin saja dia telah sangat lemas.

Saya konsentrasikan pompaanku ke vaginanya sampai bu ita mulai menanggapi lagi. Sebetulnya saya telah sedikit lagi ejakulasi waktu bu ita tidak diduga berteriak kencang

“Arrrhgh….. rian hilang ingatan enak banget” jeri bu ita sekalian menjepit tubuhku dengan ke-2 pahanya.

“Adu hilang ingatan rian…. saya dah 3 kali keluar kamu belumlah keluar juga. Mari dong rian, saya mencari pejantan bukan mencari gigolo…” kata bu ita lemah.

AKu sebenernya kasian dengan bu ita, tetapi saya juga dikit lagi ejakulasi. Saya goyang perlahan-lahan penisku. Kesempatan ini saya betul-betul konsentrasi meraih orgasmeku. Tidak berapakah lama saya terasa spermaku telah tiba diujung penisku.

“Bu saya sedikit lagi keluar bu.” kataku sekalian meniukmati sensasi mengagumkan. Bu ita menolong dengan menggoyangkan pinggulnya sekalian meredam pantatku supaya penisku tidak terlepas dari vaginanya.

“Agkh….”, crot..crot..crot..crot 4x spermaku ku siram derask ke liang vaginanya. Bu ita meredam pantatku kuat-kuat supaya spermaku masuk kerahimnya dalam-dalam.

“Tahan sesaat rian, agar spermanya masuk semua” kata bu ita sekalian meredam pantatku mengarah selangkanyannya. Sesudah beberapa waktu baru bu ita melepas cengkramannya. Saya lalu merebahkan tubuhku disebelahnya.

Baca Juga : Cerita Dewasa Enaknya Goyangan Mbak Ririn Waktu Nginap Dirumahnya

Malam itu saya menggagahi bu ita sampai 3 kali. Sama dengan yang pertama, saya tumpahkan semua spermaku ke liang vaginanya. Kemudian persetubuhannku dengan bu ita menjadi acara teratur. Minimum 2 kali satu minggu saya menyetubuhinya. Saya bahkan juga dilarang bersetubuh dengan wanita lainnya, supaya spermaku betul-betul 100% masuk ke rahimnya.

2 bulan lalu bu ita positif hamil, tetapi sampai sekarang ini, waktu kehamilannya memasukki bulan ke 3, saya masih tetap teratur menyetubuhi bu ita. Kelihatannya bu ita tidak dapat menampik kesenangan digagahi olehku, serta saya pasti saja tidak ingin kehilangan goyangan dasyat bu Ita.
END

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.